Find Us On Social Media :

China Bisa Kehilangan 95% dari 2.200 Rudal Balistik yang Dimilikinya Jika Tanda Tangani Perjanjian Ini

By Tatik Ariyani, Selasa, 9 Juni 2020 | 16:16 WIB

(Iustrasi) Pengujian rudal China yang dilakukan di Laut Bohai Sea, dekat Semenenanjung Korea.

Grid.ID -  Konflik China-AS serta beberapa negara tetangga yang memanas akhir-akhir ini tentu membuat dunia khawatir.

Pasalnya, jika perang terjadi antar negara-negara yang saling berkonflik tersebut, tentu dampaknya akan sangat mengerikan mengingat senjata-senjata militer berteknologi tinggi yang mereka miliki.

China sendiri diperkirakan memiliki lebih dari 2.200 rudal.

Namun, China bisa kehilangan hampir semua rudal balistik dan jelajahnya jika menandatangani perjanjian pengendalian senjata strategis baru, menurut analisis yang Lembaga Penelitian Strategis Internasional (IISS) rilis.

Baca Juga: Kemarahannya Memuncak, Korut Putuskan Semua Kontak dengan Korsel, 'Warga Korea Utara Marah dengan Perilaku Licik dari Otoritas Korea Selatan'

Analisis bertajuk Akhir dari Perjanjian Jangka Menengah Jangkauan Nuklir: Implikasinya untuk Asia adalah salah satu bab dari penilaian keamanan regional Asia-Pasifik tahunan yang IISS terbitkan.

Mengutip Defense News, laporan tersebut lembaga think thnak itu rilis Jumat (5/6) lalu dan membahas topik keamanan regional, seperti hubungan China-Amerika Serikat (AS), Korea Utara, dan kebijakan Jepang.

China bisa kehilangan 95% persediaan rudal balistik dan jelajahnya kalau meneken kesepakatan yang mirip dengan Perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah (INF), menurut Douglas Barrie, Michael Elleman, dan Meia Nouwens, penulis analisis tersebut.

Perjanjian yang ditandatangani AS dan Uni Soviet pada 1987 itu melarang semua sistem rudal balistik yang diluncurkan dengan jangkauan 500-5.500 kilometer.

Halaman selanjutnya...