Mereka terpapar virus antrak setelah mengonsumsi daging sapi yang sekarat yang oleh pihak peternak langsung disembelih dan diperjualbelikan.
"Saat itu sapi tiba-tiba roboh. Karena sudah sekarat langsung disembelih,"
"Ada yang dijual, ada yang sekedar dibagi ke tetangga. Mereka tidak sampai menjual daging ini ke pasar, hanya di seputaran Desa Daenaa," terang Irma.
Namun, karena dari laporan diketahui ternak sapi ini disembelih dan diperjualbelikan sejak 21 Mei 2020 lalu, maka jumlah orang yang mengonsumsinya sudah tidak bisa diidentifikasi.
Labih lanjut, kasus antraks di Desa Daenaa meliputi 9 ekor sapi dan 1 kambing yang sakit lalu mati.
Dari 9 ekor sapi ini, 7 di antaranya sempat dikonsumsi dan diperjualbelikan.
Sementara itu, peredaran 2 ekor sapi lainnya berhasil dicegah Puskesmas Kecamatan Limboto Barat.