Find Us On Social Media :

Merasa Dipermainkan Hingga Harus Alami Kerugian Ratusan Juta, Para Pedagang Pasar Cileungsi Hadang Petugas Saat Rapid Test Ke-3: Jatuh Nama Baik Kami!

By Arif Budhi Suryanto, Jumat, 12 Juni 2020 | 12:40 WIB

Pedagang Pasar Cileungsi menolak dan menghalau pelaksanaan rapid test ke-3 oleh petugas, Rabu (10/06/2020).

Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto

Grid.ID - Baru-baru ini sebuah video pengusiran terhadap petugas medis ramai diperbincangkan di dunia maya.

Melansir dari Kompas.com, video berdurasi 34 detik itu diambil di Pasar Cileungsi Bogor.

Nampak para pedagang menghalau datangnya empat mobil yang membawa para petugas medis.

"Petugas Covid-19 diusir sama pedagang Cileungsi. Terima kasih sudah kompak ngusir petugas Covid-19," kata seorang laki-laki dalam video tersebut.

Baca Juga: Gugatan Ditolak Mahkamah Agung, Kedai Makan Ruben Onsu Malah Jadi Trending

Merasa dipermainkan

Staf Humas dan Keamanan Pasar Rakyat Cileungsi Ujang Rasmadi membenarkan jika adanya penolakan terhadap rapid test yang hendaknya dilangsungkan Rabu (10/06/2020) lalu.

"Ini sudah yang ketiga kali dan akhirnya terjadi penolakan karena penjelasannya rancu, ditambah data hasilnya tidak akurat," terangnya.

Para pedagang di Pasar Cileungsi, lanjut Ujang, merasa dipermainkan kerena selama ini tidak pernah mendapatkan informasi hasil rapid test yang sebelumnya.

Ketidakjelasan informasi ini juga yang membuat Pasar Cileungsi sepi pembeli hingga pedagang harus merugi ratusan juta rupiah.

"Makanya saya bilang beri lah data yang akurat, sehingga pasar kami ini jangan dipermainkan terus,"

"Anjlok pedagang kami, jatuh nama baiknya, itu yang menjadi amarahnya pedagang kemarin," terangnya.

Baca Juga: Transaksi Istana Cinere Tetap Berjalan walau Anaknya sedang Perang Dingin dengan KD-Raul, Ashanty Minta Andre Taulany Bayar Mobil Barunya Sebagai DP: Bayar Dulu Teslaku!

Respon Gugus Tugas

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah menyayangkan penolakan yang dilakukan warga.

Pasalnya, rapid test diadakan sebagai bentuk kepedulian Pemkab Bogor terhadap keberlanjutan Pasar Cileungsi.

Oleh sebab itu, ia berharap kepala unit pasar bisa menjadi mediator antara petugas dan pedagang.

"Sosialisasikan, jelaskan dan komunikasikan agar pasar menyusun dan menerapkan SOP Protokol kesehatan yang ketat,"

"Kita tidak mengharapkan terjadinya second wave di dana dan ini yang memaksa pemerintah akan mengambil langkah penutupan paksa Pasar Cileungsi," katanya.

Sebab seperti yang kita tahu, kasus positif Covid-19 di Kecamatan Cileungsi semakin melonjak sejak ditemukannya klaster Pasar Cileungsi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Grid.ID dari Tribun Bogor, per tanggal 7 Juni 2020 tercatat sudah ada 20 kasus positif dari klaster Pasar Cileungsi.

Hal ini pun membuat Kecamatan Cileungsi menjadi angka kasus paling tinggi di Kabupaten Bogor.

(*)