Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A
Grid.ID - Memiliki orang tua seharusnya membuat anak merasa terlindungi.
Dengan adanya orang tua juga anak jadi merasa aman dan penuh dengan kasih sayang.
Namun, sayangnya hal ini tidak berlaku bagi anak-anak yang memiliki orang tua kejam.
Ingin pergi, namun mereka tak memiliki cara untuk lolos dari kekejaman orang tuanya.
Baru-baru ini, dilansir dari World of Buzz seorang anak perempuan berusia 9 tahun asal Korea dilaporkan nekat kabur dari rumah orang tuanya pada 29 Mei.
Caranya cukup ekstrem.
Si anak perempuan nekat melompat ke balkon tetangganya di lantai 4.
Dia kemudian meninggalkan rumahnya tanpa alas kaki untuk mencari bantuan, kata Badan Kepolisian Provinsi Gyeongnam pada Jumat (11/6/2020).
Seorang tetangga kemudian menemukan gadis itu di pinggir jalan.
Ia pun menelepon polisi setelah menemukannya.
Dilaporkan bocah itu memiliki luka memar dan lecet di tubuhnya.
Setelah dilakukan pemeriksaan, rupanya si bocah perempuan mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuhnya dan mengalami gejala anemia parah.
Dia mengatakan pada polisi bahwa sang ayah tiri, 35, dan ibu kandungnya, 27, merantainya untuk menghukumnya karena tidak patuh.
Dia juga mengatakan kalau kedua orang tuanya pernah merantai lehernya selama dua hari.
Rantai yang mengalung di lehernya pun hanya dilepas saat ia harus ke kamar mandi dan melakukan pekerjaan rumah.
Dia juga mengatakan bahwa orang tuanya akan memukulnya dengan tongkat logam atau menacap kakinya dengan pistol lem panas dan sumpit logam yang dipanaskan.
Orang tua kejamnya juga pernah mencoba menenggelamkannya di bak mandi.
Gadis itu melarikan diri saat ayah tirinya keluar dan ibu beserta saudara-saudaranya berada di rumah.
Setelah diselidiki di rumah gadis itu, polisi menyita sekitar 10 barang yang diduga digunakan untuk menyiksanya.
Beberapa di antaranya termasuk wajan, kunci, rantai logam, dan pistol lem.
Gadis itu mengatakan bahwa dia telah menghabiskan dua tahun di panti asuhan sebelum dia kembali ke ibunya pada tahun 2017.
Saat itulah penyiksaannya dimulai.
Guru dan tetangganya menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui apa yang tengah dialami gadis itu karena dia menyembunyikan bekas luka dan memar dengan pakaiannya.
Polisi mengatakan ayah tiri gadis itu mengakui beberapa tuduhan tetapi membantah yang lain.
Mereka belum selesai menanyai ibu anak itu dan masih menyelidiki kasus ini.
Kedua orang tua itu bisa menghadapi tuduhan kekerasan pada anak.
(*)