Find Us On Social Media :

Kerap Dikonsumsi untuk Sarapan, Siapa Sangka Bubur Awalnya Dianggap Simbol Kemiskinan!

By Devi Agustiana, Senin, 15 Juni 2020 | 06:17 WIB

Resep Bubur Ayam Sayur yang Nikmat Ini Bisa Jadi Menu Sahur Unik Besok Pagi

Murdijati menceritakan, pada masa penjajahan saja bubur baru dimakan saat gagal panen.

Atau jika tidak mampu membeli beras dalam jumlah yang cukup, mundurnya masa panen, dan saat krisis lainnya yang berhubungan dengan beras.

Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pangan, orang dulu mencampurnya dengan banyak air.

Berbeda dengan kuliner tradisional Jawa pada umumnya, bubur tidak ada kaitannya dengan kerajaan yang dahulu berkembang pesat di tanah Jawa.

Karena bubur lahir dari kalangan bawah yang berjuang memenuhi pangannya.

"Apalagi etnis Tionghoa, dalam budayanya bubur dianggap sebagai simbol kemiskinan. Sedangkan orang Jawa dimaknai sebagai simbol pemerataan, jadi melalui bubur yang makan bisa lebih merata, bisa banyak orang juga," terang Murdijati.

Baca Juga: Tak Cukup Kata-kata Romantis untuk Hibur Hati Aurel Hermansyah yang tengah Perang Dingin dengan Ibu Kandung, Atta Halilintar Berikan Kejutan Manis untuk Mpok Nur, Netizen: Sederhana Tapi Sweet!

Sementara itu, dikutip Bobo.id, dalam catatan sejarah terawal dari bubur ini sudah ada sejak sebelum masehi.

Konon, bubur sudah ada sejak zaman Kaisar Kuning berkuasa.

Kaisar Kuning ini adalah Kaisar Xuanyuan Huangdi.