Laporan Wartawan Grid.ID, Maria Novika Diah Siswari
Grid.ID - Hingga kini, perseteruan antara Krisdayanti-Raul Lemos dengan Aurel-Azriel Hermansyah masih belum menemukan titik terang.
Perang dingin antara Azriel-Aurel Hermansyah dengan Krisdayanti-Raul Lemos hingga kini masih terus bergulir.
Baik Krisdayanti-Raul Lemos maupun Aurel-Azriel Hermansyah masih belum menunjukan tindakan untuk memperbaiki hubungan mereka.
Semua berawal dari komentar Aurel di unggahan Krisdayanti saat perayaan Idul Fitri pada akhir bulan Mei lalu.
Raul yang menganggap sikap Aurel ini hanyalah sikap numpang tenar dan kekanak-kanakan, merasa terganggu dengan sikap sang anak tiri.
Laki-laki yang dulu menjadi orang ketiga di antara Krisdayanti dan Anang Hermansyah ini kemudian meluapkan rasa kesalnya lewat unggahan Instagram Story.
Ia pun sempat menyebutkan bahwa Aurel dan Azriel adalah contoh anak yang durhaka pada orang tua.
Pengusaha asal Timor Leste tersebut pun sempat menyindir perihal orang tua yang gagal mendidik anaknya.
Netizen percaya bahwa sindiran tersebut ingin mengatakan bahwa Aurel dan Azriel gagal dididik oleh Anang dan Ashanty.
Berbeda dengan anggapan Raul, Psikolog dan Pakar Mikro Ekspresi Poppy Amalya justru mengatakan sebaliknya.
Baca Juga: Di Hari Ulang Tahun Trump, Netizen Malah Selamati Obama dan Trendingkan Namanya
Hal ini terekam dalam video Youtube unggahan kanal Poppy Amalya Official pada Minggu (14/6/2020).
Dalam unggahan tersebut, Poppy nampak menjelaskan ekspresi Aurel dan Azriel dalam salah satu video Youtube mereka sedang melakukan tanya jawab.
Menurut Poppy, sosok Aurel dan Azriel ini bukanlah contoh anak yang gagal dididik dengan baik.
Walaupun berasal dari keluarga yang sempat retak, nyatanya Anang dan Ashanty mampu mendidik keduanya menjadi anak yang baik.
"Jadi mungkin dulu ia biasa menyelesaikan masalah sendiri, kemudian ia memiliki tim atau keluarga yang mendukung, jadi dia kini menjadi lebih peduli dengan sesama, dan berubah menjadi lebih baik," terang Poppy.
Perubahan ini menurutnya adalah buah dari keluarga yang memberikan dukungan yang baik pada sang anak.
Baca Juga: Anti KDRT, Gilang Dirga Lampiaskan Kekesalannya ke Pintu Kamar Sampai Rusak
"Nah, apabila sebuah rumah tangga dibentuk dengan kondisi seperti itu, hasilnya ia akan membentuk anak-anak yang memiliki empati kepada orang lain," papar sang psikolog.
Hal ini juga berlaku dalam mendidik anak korban perceraian yang biasanya mudah terjerumus ke dalam hal yang negatif.
"Kepedulian ini harus dibangun. Apabila anak-anak ini adalah korban perceraian, bisa nggak dirubah? Bisa," pungkas Poppy.
"Ini adalah contoh kesuksesan dari perceraian yang menghasilkan sesuatu yang indah," tambahnya.
Jika anak korban perceraian atau broken home, anak akan cenderung mudah untuk terpapar hal negatif.
Namun hal ini tidak berlaku bagi Aurel dan Azriel.
"Berbeda ya, bukan perceraian itu menyakitkan. Tetapi perceraian itu menghasilkan sesuatu yang indah," paparnya.
"Karena ia memiliki keluarga baru yang bahagia," tegas Poppy.
(*)