Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Saat ini, ayam geprek sedang menjadi salah satu topik bahasan yang ramai diperbincangkan.
Kamu juga pasti sudah tidak asing dengan menu makanan bernama ayam geprek ini, bukan?
Beberapa tahun belakangan ini, ayam geprek memang sedang hits.
Bahkan, Google mencatat pada tahun 2017, ayam geprek menjadi salah satu makanan yang paling banyak dicari oleh pengguna Indonesia di mesin pencarian.
Sampai sekarang, warung ayam geprek sudah sangat menjamur diberbagai kota.
Ada banyak warung yang menawarkan hidangan ini dengan beragam inovasi, misalnya ragam sambal yang digunakan dan aneka tambahan topping seperti keju.
Namun, apakah kamu tahu asal-usul ayam geprek?
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, ia adalah adalah ibu Ruminah (56) pendiri Warung Ayam Geprek Bu Rum sekaligus pembuat pertama hidangan ini.
"Saya buat ayam geprek pertama tahun 2003. Sebelumnya saya jualan lotek, soto, dan lain. Namanya juga penjual makanan, saya iseng jualan ayam kentucky (goreng tepung) juga," kata Ruminah saat ditemui di warung ayam gepreknya yang pertama di Papringan, Yogyakarta, Senin (23/4/2018).
Ruminah bercerita awal pembuatan ayam geprek sebenarnya karena diminta oleh pelanggannya.
Ia ingat ada mahasiswa asal Kudus, Jawa Tengah yang meminta ayam goreng tepungnya diberi aneka sambal.
"Terus banyak anak yang bilang ayam gejrot, ayam ulek.
Akhirnya saya beri nama jadi ayam geprek," sebut perempuan yang akrab disapa Rum ini.
Hidangan ayam geprek ternyata disukai banyak orang.
Mulai dari mahasiswa, pekerja kantoran, sampai wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Sejak saat itu, Ruminah telah membuka enam cabang warung ayam geprek yang tersebar di daerah Yogyakarta.
Dibantu 23 pegawai dan anak-anaknya ia mengelola bisnis warung ayam geprek.
Di kota kelahirannya, ayam geprek juga terkenal.
Contohnya di Jalan Warung Lor, warung pertama Ayam Geprek Bu Rum, ada dua warung ayam geprek lain yang bersebelahan.
Jika menelusuri Kota Pelajar, tidak akan sulit untuk menemukan ayam geprek dengan berbagai nama dan kreasi hidangan.
Baca Juga: 7 Tahun Menikah dengan Jonas Rivanno, Asmirandah Umumkan Hamil Anak Pertama!
Ruminah sendiri mengatakan bisnisnya lumayan terpengaruh dengan banyaknya saingan.
"Ya bertahan saja," kata Ruminah.
Sembari ia juga mulai berinovasi dengan menghadirkan aneka sambal seperti sambalado, cabai hijau, bumbu rendang, dan taburan keju.
"Kalau yang ke warung ibu ini kebanyakan memang anak lawas, yang tahu kalau ayam geprek awalnya dari sini," kata Ruminah.
Lebih lanjut, sejak jadi fenomenal dan masuk ke Jakarta pada 2017, banyak sekali merek ayam geprek dijajakan.
Baca Juga: Di Hari Ulang Tahun Trump, Netizen Malah Selamati Obama dan Trendingkan Namanya
Misalnya ada I Am Geprek Bensu dan Geprek Bensu yang dibuka pada tahun itu.
Seiring perjalanan keduanya mengalami perebutan merek dagang.
Geprek Bensu yang menawarkan sistem waralaba sukses dan sampai sekarang memiliki 139 cabang waralaba yang tersebar hampir di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Hongkong.
Lebih lanjut, bahkan menurut Hadi Surya Koe selaku Head of Marketing GrabFood, Grab Indonesia bahwa ayam goreng merupakan salah satu dari 3 jenis makanan paling tinggi pemesanan selama pandemi Covid-19, disamping es kopi dan aneka mie.
“Ada tiga jenis kategori makanan yang paling diminati, yaitu ayam goreng, es kopi, dan aneka mie,” jelas Hadi dalam acara Peluncuran Grab Merchant App yang diikuti Grid.ID secara virtual, Kamis (11/6/2020).
(*)