Find Us On Social Media :

Aneh Tapi Nyata! Babi Hutan Berkaki Ayam Ini Menolak Makanan Mentah namun Mau Minum Kopi dan Teh

By Devi Agustiana, Selasa, 16 Juni 2020 | 18:25 WIB

Babi berkaki aneh di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (15/6/2020).

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Warga Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dihebohkan dengan temuan babi hutan berkaki aneh.

Babi hutan milik seorang warga bernama Tukiran (53) alias Bawor ini pun menyedot perhatian warga setempat.

Sejak sepekan terakhir, warga berdatangan ke lokasi untuk melihatnya secara langsung.

Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, babi hutan dengan berat sekitar 12 kilogram itu kini ditempatkan di sebuah kandang yang terbuat dari besi dengan panjang sekitar 2 meter dan lebar 1 meter di depan rumah Bawor.

Baca Juga: Sempat Gegerkan Warga Buleleng Lantaran Seekor Biawak Menarik Jasad Bayi, Si Pembuang Mayat Akhirnya Ditangkap! Polisi Duga Pelaku Masih Anak-anak

Bawor mengatakan, babi tersebut memiliki jari-jari seperti ayam, namun berukuran besar dan panjang.

Pada setiap kakinya, terdapat empat jari dengan ukuran panjang yang bervariasi.

"Ada celeng (babi hutan) kok kakinya seperti ini. Saya lihat kok jarinya ada empat, kaki depan empat, kaki belakang empat," kata Bawor saat ditemui di rumahnya, Senin (15/6/2020).

Secara fisik, taring babi hutan tersebut juga aneh.

Baca Juga: Pertikaian Kridayanti dan Anak Kandung Tak Kunjung Temui Titik Terang, Psikolog Bunda Romi Beri Tamparan Keras Buat Istri Raul Lemos: Ngomong di Media Sosial Itu Ibaratnya Ngomong Sama Rumput yang Bergoyang!

Pada umumnya taring babi hutan menghadap ke atas dan bawah, namun babi tersebut taringnya ke samping.

Lebih aneh, Bawor menyebut babi tersebut enggan diberi makanan mentah.

"Makannya nasi, makanan mentah enggak doyan. Saya kasih pepaya dan singkong mentah enggak mau, kalau pepaya yang matang harus dikupas dulu. Babi-babi lainnya mau dikasih pepaya mentah atau singkong" ujar Bawor.

Baca Juga: Cuma Modalkan Medsos, Pria di Gresik Mampu Cetak Uang Sendiri, Rp200 Juta Telah Beredar dari Jatim Hingga ke Jakarta!

Selain babi hutan aneh tersebut, Bawor memang memelihara beberapa ekor babi hutan untuk diperjualbelikan.

"Kalau yang ini tiap pagi saya kasih makan nasi hangat sama rica-rica daging celeng. Habis itu dikasih minum teh atau kopi, air putih mentah enggak mau," sambung Bawor.

Bawor sempat menunjukkan kepada sejumlah warga yang menonton, ketika diberi air putih dalam wadah besar, babi tersebut bergeming.

Namun ketika diganti dengan teh manis yang diletakkan pada wadah yang sama, babi tersebut meminumnya.

Baca Juga: Nafa Urbach Kaget Anaknya Punya Misi Rahasia Yaitu Membuat Dirinya Rujuk dengan Zack Lee, Sang Putri: Mama, Dengarkan Aku, Aku Tidak Akan Menyerah!

Pria yang biasa berburu babi hutan hingga luar daerah ini mengatakan, rencananya babi hutan tersebut akan dipelihara.

Sementara itu, Kepala Desa Pekuncen, Karso mengatakan, kelainan fisik pada babi tersebut merupakan hal yang lumrah.

"Menurut saya itu ada kelainan secara fisik. Saya memandang orang saja bisa ada yang cacat dan wajar jika ada babi yang juga cacat. Kami mengira awalnya biasa saja, tidak menyangka jadi ramai sejak dua hari terakhir," kata Karso.

Baca Juga: Bercucuran Air Mata Setelah Berbaikan dengan Nagita Slavina, Jessica Iskandar Menangis di Pelukan Istri Raffi Ahmad, Ada Apa?

Karso mengatakan akan membahas kemunculan fenomena tersebut bersama unsur BPD, Bhabinkamtibmas, Babinsa serta Gugus Tugas Covid-19.

Bhabinkamtibmas Polsek Jatilawang Aipda, Eko Suroso mengimbau warga tidak ramai-ramai datang untuk melihat babi hutan tersebut.

"Kami sudah mengimbau agar warga tidak berondong-bondong ke lokasi, karena itu babi hutan biasa yang kemungkinan memiliki kelainan genetik," jelas Eko.

Lebih lanjut, Camat Jatilawang, Oka Yudhistira juga berencana menutup lokasi tersebut.

Oka telah mengimbau masyarakat agar tidak ramai-ramai mendatangi lokasi tersebut.

Rencananya besok pihak kecamatan akan mengundang dokter hewan untuk mengecek kondisi fisik babi hutan.

(*)