“Karena Vina punya riwayat penyakit diabetes dan tidak kontrol kehamilan di Rumah Sakit Sentosa disarankan untuk rapid test.
Kemudian RS Sentosa merujuknya ke RS Siti Hadihjah.
"Pihak RS Siti Hadihjah beralasan tak mempunyai alat rapid test, swab, dan operasi, kemudian kembali merujuk ke RS Stella Maris,” jelasnya.
Di RS Stellamaris, Vina lantas menjalani rapid test dengan membayar biaya Rp 600 ribu.
Namun karena reaktif corona, Vina diharuskan menjalani tes swab dengan biaya cukup mahal yakni Rp 2,4 juta.
“Pasien tidak sanggup bayar tes swab seharga Rp 2,4 juta. Kemudian keluarga membawanya ke RSIA Ananda,” ungkapnya.
Tak disangka-sangka, saat tiba di RSIA Ananda, bayi dalam kandungannya justru tak lagi bergerak hingga dinyatakan meninggal dunia.
Dilansir dari Tribunmakassar.com, RSIA Ananda memberikan klarifikasinya usai Elvina dikabarkan tak mendapatkan pelayanan persalinan lantaran diwajibkan membayar biaya test Swab Covid-19.
Dalam klarifikasinya, RSIA Ananda menyebutkan bahwa Pada Selasa (16/6/2020) sekitar Pukul 14.00 Wita, pasien (Ervina) masuk ke poliklinik obgin untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan dengan keluhan gerakan bayi tidak terasa sejak 1-2 hari yang lalu.