Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Lima warga yang hendak mencari getah damar di hutan nyaris menjadi santapan si raja rimba.
Di kawasan hutan Tenggulun, Aceh Tamiang, Kamis (18/6/2020) sore, lima warga nyaris diterkam harimau buas tersebut.
Lima warga tersebut di antaranya adalah Roy Mansyah (37), Ahyar Madani (29), Edo Pratama (28), Agung Prasetyo (24) dan Edi Prawoto (48).
Mengutip dari Kompas pada Minggu (21/6/2020), Kapolsek Kejuruan Muda, Iptu Hendra Sukmana mengatakan bahwa lima warga tersebut mulanya melakukan tindak pengusiran usai melihat sang mamalia.
Tak kunjung pergi, harimau tersebut justru semakin mendekat ke arah warga.
Karena panik hendak diterkam, akhirnya lima warga tersebut berbondong-bondong melarikan diri ke atas pohon.
Meskipun warga berhasil untuk menyelamatkan diri, harimau tersebut masih tetap mengintai dan menunggu mereka di bawah pohon.
"Harimau itu tetap menunggu di bawah. Kemudian, salah seorang dari mereka menghubungi perangkat kampung menggunakan handphone dan selanjutnya diteruskan kepada kami," tutur Kapolsek.
Setelah menerima kabar polisi akhirnya segera menuju lokasi dengan membawa petasan.
Dimana petasan tersebut digunakan untuk mengecoh dan mengusir sang mamalia dari bawah pohon tersebut.
Akhirnya sekitar pukul 20.30 waktu setempat, lima warga yang terjebak di atas pohon selama berjam-jam itu berhasil diselamatkan.
Sebelumnya lima warga tersebut dikabarkan masuk ke hutan pada siang hari.
Namun menjelang petang, lima warga tersebut melihat seekor harimau kurang dari 30 meter dari lokasi mereka.
Mencoba mengusir dan melemparinya dengan kayu, si raja rimba itu justru semakin mendekat dan memburu hingga membuat mereka panik.
Lebih lanjut mengutip informasi dari Serambinews, proses evakuasi warga melibatkan banyak tim.
Kapolsek mengungkapkan kemunculan harimau tersebut bermula dari perbatasan hutan Tenggulung dan perkebunan HGU PT Sinar Jaya di Dusun Adilmakmur II, Tenggulun, Aceh Tamiang.
Dengan demikian, Iptu Hendra mengimbau agar kemunculan mamalia tersebut disikapi dengan baik.
Sehingga keberadaan satwa yang tengah dilindungi tersebut tidak punah akibat mati dibunuh.
(*)