Tidak seperti biasanya, jika KRL tiba di setiap stasiun, pintu keluar akan tebuka secara otomatis. Kepanikan terus menyelimuti dirinya, dia melihat kesekeliling tak ada satupun penumpang di kereta yang ia tumpangi.
"Di situ udah panik sih, terus yauda saya tekan tombol emergensi disitukan, saya pencet itukan harusnya nyambung ke masinis tapi enggak ada yang nyaut," ungkapnya.
"Udah 20 menitan, udah telfon call centre (pusat panggilan) KCI (Kereta Commuter Indonesia) tapi enggak ada yang ngangkat, terus yauda saya posting video itu ke akun twitter," terangnya.
Beruntung usahanya menghubungi pihak Commuterline berhasil, selang beberapa menit kemudian seorang petugas datang dan mengetuk pintu gerbong 9.
"Akhirnya ada petugas controling peron, dia gedor-gedor pintu, lalu dia menyuruh saya jalan ke gerbong paling ujung ke arah masinis terus dibukain dari situ pintunya," ucapnya.
Pengalaman ini merupakan yang pertama baginya, dia juga mengaku baru pertama kali naik kereta jadwal pemberangkatan terakhir seperti ini.
"Baru pertama kali sih naik kereta terakhir dan memang agak kemaleman juga kemarin, saya enggak setiap hari naik kereta, karena kemarin lagi main aja," terangnya.
Dia berharap, kejadian serupa tidak terulang kembali baik ke dirinya atau ke penumpang lain.
Petugas juga diharapkan dapat melakukan pengecekan secara teliti sebelum kereta tiba di stasiun terakhir.
(*)