Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Bicara soal kuliner, masyarakat Betawi memang memiliki aneka ragam kuliner yang khas.
Secara sejarah, kuliner Betawi telah melalui proses panjang akulturasi banyak budaya.
Pasalnya, kawasan Batavia yang dikenal sebagai pusat kebudayaan masyarakat Betawi pada masa lampau merupakan pusat perekonomian di Nusantara.
Budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra menuturkan, Batavia dengan pelabuhan Sunda Kelapa-nya saat itu jadi pusat perdagangan.
Banyak pedagang yang berdatangan ke Batavia dari banyak daerah di Nusantara.
Mereka yang datang pun berasal dari berbagai suku.
Sebut saja suku Jawa, Sunda, Bugis, Melayu, dan masih banyak lagi.
Tak terkecuali suku bangsa asing yang ada di Asia dan Eropa.
“Ada interaksi antar etnik antar bangsa yang begitu kuat terutama di kota Bandar.”
“Kota Bandar itu tempat persemaian segala macam hal.”
“Kota Bandar ini yang kemudian jadi Sunda Kelapa, lalu Jayakarta, lalu Batavia,” jelas Yahya seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Rabu (17/6/2020).
Kuliner khas masyarakat Betawi pada masa itu sudah terbentuk, tetapi tidak seperti yang sekarang kita bisa temukan.
Kuliner tersebut mendapatkan pengaruh dari akulturasi budaya yang terjadi antara masyarakat Betawi dan suku bangsa lainnya yang ada di Batavia tersebut.
Akulturasi budaya dari suku bangsa asing itu memengaruhi penggunaan bahan tertentu dan teknik memasak.
“Bagaimana dia mencampur (bahan) dan bisa menjadi nasi kebuli, semur, kue basah.”
“Penggunaan alat-alat teknologi memasaknya. Misalnya dulu dia mengadon hanya pakai tangan.”
“Terus ada orang yang lihat, wah higienitas perlu. Jadi mereka memanfaatkan centong atau sendok misalnya,” papar Yahya.
Asal Usul Kerak Telor
Nah, kerak telor merupakan salah satu makanan khas Betawi.
Kuliner ini memang sudah melekat erat dengan budaya Betawi yang bermukim di Jakarta.
Apalagi saat acara Pekan Raya Jakarta, pasti banyak penjual kerak telor yang berkumpul dan menjajakan dagangan mereka.
Namun selain saat acara tersebut, kita masih bisa menemukan pedagang kerak telor di daerah Monas atau Setu Babakan yang jadi ikon budaya Betawi.
Tapi pernahkah kamu penasaran, darimana sih datangnya kuliner yang satu ini?
Saat membeli, pasti kita akan ditanya oleh si penjual, mau pakai telur ayam atau telur bebek.
Cara membuatnya pun tak kalah unik.
Baca Juga: Sempat Tunangan dan Akan Menikah, Shindong Super Junior Beberkan Alasan Kegagalan Hubungannya
Setelah campuran telur dan berbagai macam bumbu diratakan di atas wajan kecil, kemudian wajan tersebut akan dibalik.
Hal ini akan membuat permukaan kerak telor matang dan menciptakan sensasi gosong.
Seorang pemilik warung kerak telor bernama Pak Yusuf berkata, kalau kawanan kakeknya dan teman-teman yang menemukan kerak telor.
Semua berawal dari puluhan tahun silam di mana Jakarta masih dipenuhi oleh pohon kelapa.
Sekawanan Betawi Menteng ini rupanya iseng mencampurkan ketan, kelapa parut, dan bumbu dapur lainnya untuk kemudian dimasak.
Tidak disangka, banyak yang menyukai hasil masakan tersebut.
Akhirnya mereka menjual resep tersebut pada tahun 70-an di daerah Monas.
Makanan tersebut pun laku keras hingga akhirnya dikenal jadi makanan khas Betawi.
Mungkin tidak semua orang doyan kerak telor, tapi kalau menemukan penjual yang pas membuatnya, pasti rasanya jadi sangat lezat.
(*)