"Untuk jualan ini semana sempat saya jalan. Kadang saya pulang naik becak, itu kalau kaki sudah kumat tidak tahan lagi. Daripada saya pingsan di tengah jalan, bagus saya naik becak saja," ungkapnya.
Sementara itu, sang istri yang tinggal di sebuah rumah yang berada di Jalan Sidomulyo, Gang Kemuning, Pasar IX Tembung, Kecamatan Percutseituan hanya bisa terkulai lemas di dalam nya.
"Kondisi istri saya belum baik-baik ini. Berobat sana-sini akhirnya habis duit. Hampir saja kami menjual rumah. Kalau itu dijual, kemanalah kami harus tinggal. Sampai sekarang berobat jalan sajalah," ujar Muchtar.
Meskipun demikian, kakek Muchtar mengaku bersyukur dan berterimakasih lantaran adik iparnya kini turut membantunya sejak setahun terakhir.
Sebelum istrinya terkulai lemah, Muchtar mengaku bahwa keduanya dulu berjualan bersama.
Sang istri disebutkan berdagang pecel dan keduamya menabung bersama untuk menjalankan umroh.
Namun sayang kini kondisi berubah dan seluruh tabungannya telah habis untuk berobat.
Mengutip dari Kompas, kisah nenek berusia senja yang masih giat bekerja juga terjadi di Tunggu Raya, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang.
Namun sayang, nenek bernama Sartin atau yang akrab disapa Mbah Tomblok ini harus kehilangan semangat setelah sepeda yang digunakan untuk mencari nafkah hilang.
Sebelumnya di usianya yang senja memasuki 60 tahun, setiap pagi dia harus berkeliling kampung untuk berjualan sayur, sementara sore harinya menjajakan jagung rebus untuk mencari penghasilan tambahan.
(*)