Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Angka pasien Covid-19 masih terus meningkat.
Tercatat per 22 Juni 2020, virus yang belum ditemukan vaksinnya ini sudah mewabah 216 negara, 8.860.331 terkonfirmasi, dan 465.740 meninggal dunia.
Termasuk di dalamnya, angka untuk Indonesia berjumlah 46.845 positif, 18.735 sembuh, dan 2.500 meninggal dunia.
Dengan angka tersebut, pandemi ini memang tidak bisa dianggap main-main.
Hingga beberapa hari belakangan, media sosial tengah diramaikan dengan adanya unggahan tagihan rumah sakit dari penanganan pasien Covid-19 yang jumlahnya cukup mencengangkan.
Salah satu warganet yang mengunggah soal tagihan rumah sakit tersebut yakni akun Twitter Juno, @jtuvanyx pada Selasa (9/6/2020).
"Ini biaya perawatan gw sblm masuk Wisma Atlet dulu. Krn hasil swab blm keluar jd merujuk pd diagnosa Bronchopneumonia (BP).
Kalo ada tmn/kenalan kalian yg bkeliaran di luar tnp masker dan ga soc distancing sodorin tagihan ini aja
Udah siap bayar biaya2nya kalo kena Covid?" tulis Juno dalam twitnya.
Setelah unggahan 9 Juni 2020 itu mengegerkan netizen.
Salah satu akun Twitter Akun Twitter bernama, @okyisokay juga mengunggah foto tagihan rumah sakit sebesar Rp 294.317.300 untuk perawatan pasien Covid selama 57 hari.
"Saya dikirimi contoh lain soal biaya pasien C-19. Hal-hal kayak gini gak permisi dulu, gak WA dulu, kalau sudah terjadi bisa apa," tulis Oky dalam twitnya.
Terdapat beberapa hal yang membuat biaya penanganan Covid-19 per pasien melonjak.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI),Zubairi Djoerban mengatakan, penanganan pasien Covid-19 membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Ada beberapa tahap di RS yang harus dilakukan pada pasien Covid-19 dan biaya ketersediaan alat medis tidaklah murah.
"Pertama, tes rapid itu tidak gratis, kalau orang dengan Covid-19 itu dites dulu positif, nunggu polymerase chain reaction (PCR)-nya, biasanya dalam sekali tes habis Rp 1 juta," ujar Zubairi seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Kemudian, setelah tes PCR, pasien yang positif akan menjalani masa karantina dengan rawat inap di rumah sakit.
Hal ini tentunya membuat biaya bertambah.
Belum lagi obat untuk perawatan pasien Covid-19 juga terbilang tidaklah murah.
"Kalau sekarang yang rutin diberikan yang rawat inap diberi obat antipembekuan darah, tapi ada juga yang molekuler itu yang lumayan mahal. Sekali suntik Rp 300.000 sampai Rp 400.000 dalam satu obat, belum obat-obatan yang lainnya," imbuhnya.
Selain hal di atas, pelayanan ruangan juga menjadi salah satu indikator bisa membengkaknya tagihan RS untuk pasien Covid-19.
Terlebih lagi, apabila yang bersangkutan dirawat di ruang ICU dengan sejumlah alat penunjang kesehatan pasien, seperti monitor yang menunjukkan kondisi pasien, apakah gagal organ jantung, paru, ginjal, otak, atau pembekuan darah di mana-mana.
Hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Direktur Pendidikan dan Diklit sekaligus Jubir Satgas Covid-19/RS UNS, dr Tonang Dwi Ardyanto.
Penanganan pasien Covid-19, imbuhnya, memerlukan perawatan dengan alur terpisah dan peralatan terpisah.
"Penanganan pasien Covid relatif tinggi biayanya, karena keharusan sarpras dan lokasi perawatan di ruang khusus. Jadi meningkat biayanya," ujarnya, Kamis (18/6/2020).
Terakhir, hal yang membuat biaya penanganan pasien Covid-19 tidaklah murah yakni terkait dengan penggunaan alat pelindung diri (APB) bagi tenaga kesehatan.
Pasalnya, sebagian besar beban biaya pengadaan APD nakes tidak dibiayai oleh pemerintah sehingga dibebankan kepada pasien dan keluarga.
Sementara itu, diberitakan Kontan, Kamis (16/4/2020), Kementerian Keuangan (Kemkeu) telah membuat satuan biaya penggantian atas biaya perawatan tersebut.
Satuan biaya tersebut tertuang dalam lampiran Surat Menteri Keuangan Nomor S-275/MK.02/2020 tertanggal 6 April 2020.
Surat ini sebagai pedoman pihak rumah sakit mengajukan klaim ke Kementerian Kesehatan untuk mengganti biaya perawatan pasien Covid-19.
Surat ini membatasi besaran nilai top tup per hari untuk menghitung tarif klaim pasien rawat inap.
Untuk pasien Covid-19 tanpa komplikasi, biaya perawatan di ruang ICU dengan ventilator Rp 15,5 juta per hari dan tanpa ventilator Rp 12 juta per hari.
Baca Juga: Ratapan Dewi Perssik Setelah sang Ayah Meninggal Dunia : Menyesal! Mungkin Papa Bisa Lebih Baik
Lalu perawatan di ruang isolasi tekanan negatif dengan ventilator Rp 10,5 juta, tanpa ventilator Rp 7,5 juta.
Sedangkan perawatan di ruang isolasi non tekanan negatif dengan ventilator Rp 10,5 juta per hari dan tanpa ventilator Rp 7,5 juta per hari.
Untuk pasien Covid-19 dengan komplikasi, biaya perawatan di ruang ICU dengan ventilator Rp 16,5 juta per hari dan tanpa ventilator Rp 12,5 juta per hari.
Lalu perawatan di ruang isolasi tekanan negatif dengan ventilator Rp 14,5 juta, tanpa ventilator Rp 9,5 juta.
Sedangkan perawatan di ruang isolasi non tekanan negatif dengan ventilator Rp 14,5 juta per hari dan tanpa ventilator Rp 9,5 juta per hari.
(*)