Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Seorang pria bernama Saepul Bahari baru-baru ini tengah menjadi buah bibir dan menghebohkan publik.
Pasalnya pria asal Lombok itu dikabarkan nekat menikahi dua wanita sekaligus.
Akibat ulah Saepul, pihak keluarga justru dibuat menangis dan banjir air mata.
Mengutip informasi dari Tribun Timur pada Selasa (23/6/2020), pihak keluarga mengaku takut apabila kedua wanita yang dinikahi Saepul akan bertengkar dan tak bisa hidup rukun.
Meskipun demikian, ketakutan itu nyatanya tak jua dirasakan oleh sang mempelai.
Keduanya bahkan besedia dimadu dan mengaku siap bahagia hidup bersama.
Sementara itu, Saepul Bahari yang kini menjadi buah bibir di Dusun Bakong, Desa Lembar, Kecamatan Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku tak bisa menghindari hal tersebut.
Di usianya yang ke-28 tahun itu, Saepul mulanya tak memiliki rencana untuk mempersunting dua wanita sekaligus.
“Saya tidak pernah ada rencana menikah dengan dua orang. Tapi saya suka dua-duanya. Makanya terjadi begitu saja,” jelasnya.
Kepada wartawan, Saepul juga mengakui telah memacari Mustiawati lebih dahulu sebelum terpikat dengan Hariani.
Menurut Saepul kedua istrinya itu memiliki sifat yang sama yakni pendiam dan pemalu.
Meskipun keduanya memiliki ikatan saudara, namun Saepul mengaku tak peduli lantaran sudah terlanjur cinta dengan keduanya.
"Saya nggak peduli mereka ada hubungan keluarga, cuma saya memang suka dua-duanya,” jelasnya.
Sementara itu melansir dari Surya Malang, Saepul Bahari hanya mengeluarkan biaya 4 juta untuk menikahi dua wanita tersebut.
Di mana Saepul hanya mengeluarkan maskawin senilai 2 juta untuk masing-masing calon istrinya.
Saepul juga mengungkapkan strategi agar bisa menikahi dua wanita sekaligus.
Seperti lazimnya tradisi masyarakat suku Sasak, biasanya calon mempelai wanita dilarikan terlebih dahulu oleh calon suaminya sebelum dinikahi.
Kepada wartawan, Saepul kembali menyampaikan bahwa ia melarikan dua calon istrinya pada hari yang berbeda.
Ia menyampaikan, telah melarikan Haryani lebih dulu dan membawa Mustiawati pada malam Jumat setelahnya.
Keduanya pun diinapkan di satu rumah dan menjalani tradisi Sasak makan bertiga.
(*)