"Kita lihat aja, bisa lebih cepat atau lebih lama," ujar Prilly.
Prilly memang memiliki banyak pertimbangan sebelum dirinya memutuskan untuk menikah.
Oleh karena itu dirinya pun tak masalah menikah saat ia beranjak masuk usia kepala tiga.
"Pertama, bagi aku menikah itu gak mudah, bukannya satuin dua kepala di satu rumah aja kan."
"Tapi kita harus nyatuin perspektif, kebiasaan, karena pacaran aja susah kan nyatuin kebiasaannya makanya suka putus suka berantem," tuturnya.
Dari kebiasaan, bagi Prilly, itu akan berdampak kepada bagaimana pasangan ini mendidik seorang anak.
"Terus kebiasaan itu penting karena akan diterapkan nanti bagaimana caranya kita mendidik anak kita kan," katanya lagi.
"Contoh kecil deh aku pengen sekolahin anak di sini, suami di sana, itu aja udah beda dan susah kan," sambungnya.
"Padahal sekolah itu akan mempengaruhi banget lingkungan anak aku selanjutnya," tegas Prilly.