Warga asal Nagrak, Kabupaten Sukabumi itu, dibenarkan telah gagal melangsungkan pernikahan dengan gadis pujaan hatinya hingga mengalami gangguan mental.
Sejak saat itu, korban disebutkan merasa terpuruk dan tertekan dengan semua kenyataan yang tengah dijalani.
Ia bahkan kerap kali mengamuk dan membawa senjata tajam yang membuat warga sekitar merasa resah.
"Sejak peristiwa itu, dia mulai menunjukan gejala kelainan jiwa, seperti sering mondar mandir, merusak benda-benda di sekitarnya, sampai membawa senjata tajam," terang Iyep.
Karena dinilai meresahkan dan membuat takut warga sekitar, ia pun dipasung dengan rantai gembok di bagian tangannya.
Sementara kakinya dipasung menggunakan balok kayu mulai tahun 2013 sampai 2014 silam.
Pria tersebut kemudian sempat dirawat ke Rumah Sakit Syamsudin Sukabumi dan mengalami perubahan.
Bahkan, ia sudah dapat bekerja kembali di pabrik pengolahan kayu dan beraktivitas seperti sedia kala.