Find Us On Social Media :

Gagal Persunting Pujaan Hati, Pria Sukabumi Ini Mengalami Gangguan Jiwa Hingga Dipasung, Sempat Sembuh Namun Kambuh Lagi!

By Novia, Kamis, 25 Juni 2020 | 16:35 WIB

Ilustrasi pria dipasung di Kampung Gulung.

 

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Putus cinta kerap kali membuat seseorang mengalami kekalutan hati dan berbagai perasaan sedih tersendiri.

Bahkan seseorang dapat depresi hingga mengalami gangguan jiwa akibat kasihnya yang tak sampai itu.

Seperti yang dialami pria 27 tahun, warga Nagrak, Kabupaten Sukabumi ini misalnya.

Kisah cintanya dengan sang pujaan hati yang kandas dan tak berujung di pelaminan ini telah membuat dirinya hilang kesadaran.

Baca Juga: Pantas Mulus Terawat, Ternyata Segini Harga Fantastis Sepaket Skincare Luna Maya!

Sejak gagal menikah, pria tersebut harus di rawat di Rumah Sakit Marzuki Mahdi (RSMM) Bogor.

Dikutip dari Warta Kota pada Kamis (25/6/2020), sebelum dibawa kerumah sakit rupanya pria tersebut sempat dipasung lantaran kerap kali mengamuk.

Iyep Yudiana selaku Promotor Kesehatan Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (KJM & PKRS) RSMM Bogor, menceritakan bahwa nasib malang pria ini bermula pada tahun 2012 silam.

Warga asal Nagrak, Kabupaten Sukabumi itu, dibenarkan telah gagal melangsungkan pernikahan dengan gadis pujaan hatinya hingga mengalami gangguan mental.

Sejak saat itu, korban disebutkan merasa terpuruk dan tertekan dengan semua kenyataan yang tengah dijalani.

Ia bahkan kerap kali mengamuk dan membawa senjata tajam yang membuat warga sekitar merasa resah.

"Sejak peristiwa itu, dia mulai menunjukan gejala kelainan jiwa, seperti sering mondar mandir, merusak benda-benda di sekitarnya, sampai membawa senjata tajam," terang Iyep.

Baca Juga: Berlangsung Dramatis! Kades di Blitar Bantu Ibu-ibu Lahiran di Pinggir Jalan Hingga Bikin Warga yang Melintas Panik!

Karena dinilai meresahkan dan membuat takut warga sekitar, ia pun dipasung dengan rantai gembok di bagian tangannya.

Sementara kakinya dipasung menggunakan balok kayu mulai tahun 2013 sampai 2014 silam.

Pria tersebut kemudian sempat dirawat ke Rumah Sakit Syamsudin Sukabumi dan mengalami perubahan.

Bahkan, ia sudah dapat bekerja kembali di pabrik pengolahan kayu dan beraktivitas seperti sedia kala.

Namun sayang, karena merasa sudah sembuh, pasien mulai tidak teratur dalam mengkonsumsi obat dan jarang melakukan kontrol.

Bahkan ia dikabarkan telah putus mengkonsumsi obat yang biasa digunakan untuk menstabilkan mentalnya itu.

Kembali diterpa masalah hidup, akhirnya pria malang itu kembali mengalami hal serupa.

Kesehatan mentalnya dikabarkan kembali menurun dan mengalami gangguan jiwa seperti sebelumnya.

"Pria tersebut akhirnya dilakukan pemasungan ulang dengan menggunakan rantai gembok dan balok kayu yang ditempatkan di kamar," jelasnya.

Baca Juga: Noor Farida, Bintang Iklan RCTI OKE Tahun 90-an Meninggal Dunia, Netizen Berduka!

Akhirnya pemerintah membawa pasien tersebut dibebaskan kembali dari pemasungan dan dibawa ke RSMM Bogor untuk dilakukan perawatan, pengobatan dan rehabilitasi.

"Sebagai rencana tindak lanjut pasca perawatan dari RSMM, selanjutnya pasien akan dibawa ke BRSPDM Phalamartha Balai Phala Martha untuk mendapatkan bantuan sebagai penerima pelayanan rehabilitasi sosial disabilitas mental," ujar Iyep.

Menurut Iyep pemasungan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) agar tidak lagi dilakukan.

Akan lebih baik apabila ia diserahkan pada pihak yang lebih ahli untuk menangani kejiwaan pasien yang menderita gangguan mental.

Sementara itu mengutip informasi dari Grid.ID sebelumnya, kasus orang menderita gangguan jiwa juga tengah dialami seorang dokter gigi di Surabaya.

Mulanya dokter tersebut dikabarkan mengalami gangguan jiwa karena keluarganya meninggal dunia lantaran terinfeksi covid-19.

Namun setelah di selidiki, keluarga sang dokter semuanya sehat dan tidak ada satupun yang terinfeksi covid-19.

Sementara itu pihak Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Surabaya, Muhammad Fikes, masih mendalami kasus depresi korban lebih lanjut.

Bersama pihak Dinas Kesehatan, Muhammad Fikes masih melakukan penelusuran dan pendalaman kasus.

(*)