Sementara itu melansir informasi lebih lanjut dari Kompas pada Sabtu (27/6/2020), Presiden Joko Widodo memberikan waktu selama dua pekan agar pemerintah Jatim membereskan kasus Covid-19 yang ada di sana.
Namun, permintaan Presiden Jokowi itu langsung direspon oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Orang nomor satu di Jatim itu mengaku, ini bukanlah perkara mudah mudah untuk diwujudkan.
"Tugas ini berat, jika hanya pemprov, pemkab, pemkot saja yang bergerak," jelas Khofifah.
"Tapi akan menjadi sangat ringan jika kita semua, seluruh Forokpimda, tokoh masyarakat, kampus, pengusaha, media, serta seluruh elemen masyarakat bersatu melawan Covid-19," imbuhnya.
Sebelumnya, Khofifah menyebut ada sekitar 48 persen kasus positif Covid-19 di Jawa Timur berasal dari Kota Surabaya.
Sementara, 58 persen kasus Covid-19 di Jawa Timur terdapat di wilayah Surabaya Raya.
Menurut Khofifah, cara yang ampuh untuk menerapkan disiplin kesehatan dimulai dari kesadaran diri masyarakat.
Apabila kesadaraan itu sudah efektif, maka langkah lain yang ditempuh akan berjalan mudah dan ringan.
Pemerintah akan menyiapkan tes massal, pelacakan yang agresif, serta melakukan isolasi ketat untuk menuntaskan sisanya.
Selain itu, Pemprov Jatim juga akan memisahkan pasien positif Covid-19 gejala berat, ringan, dan sedang, saat dirawat di rumah sakit rujukan untuk mempermudah penanganan.
(*)