Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Breanna Lockwood (29) dan suaminya telah mengadapi kekecewaan berkali-kali.
Karena pasangan ini belum juga dianugerahi keturunan.
Tetapi hari ini, ada orang lain yang sedang mengandung anak mereka.
Wanita itu berusia 51 tahun.
Wanita tersebut adalah, Julie Loving, yang tak lain adalah ibu Lockwood sediri.
Loving adalah pengganti kehamilan Lockwood, yang berarti embrio yang terbuat dari telur Lockwood dan sperma suaminya ditanamkan ke dalam rahim Loving pada Februari lalu.
Kini kehamilan Loving menginjak lima bulan.
Bagi Loving, keputusan untuk menggendong anak dari putrinya sangat jelas, katanya.
"Breanna ingin menjadi seorang ibu sejak dia masih kecil," kata Loving.
"Ketika kamu melihat anakmu berjuang dengan infertilitas, kamu melakukan apa saja untuk membantu," jelasnya.
Dalam empat tahun terakhir, Lockwood telah mengalami 476 suntikan, delapan transfer embrio fertilisasi in vitro, tujuh operasi, dua keguguran termasuk satu dengan kembar, dan kehamilan ektopik.
Hingga akhirnya menjadi jelas bahwa dia mungkin tidak bisa mengandung anaknya sendiri lagi.
Lockwood dan suaminya, yang tinggal di Chicago, sebelumnya merupakan teman sekolah menengah dan menikah pada tahun 2016.
Mereka berencana untuk menunggu setahun sebelum memulai sebuah keluarga, tetapi ketika kakek Lockwood sakit parah, mereka mulai merencanakan kehamilan dengan harapan sang kakek bisa bertemu cicitnya.
Akan tetapi, pasangan itu mengetahui bahwa hamil tidaklah akan mudah.
Setelah berbulan-bulan berbagai upaya gagal, mereka mengunjungi Brian Kaplan, seorang dokter yang merupakan spesialis kesuburan di Pusat Kesuburan Illinois.
"Kami melewati beberapa siklus IVF, dan dia hamil beberapa kali, tetapi keguguran setiap saat," kata Kaplan.
Sejak awal, Loving mulai mempertimbangkan kemungkinan menjadi pengganti untuk anak perempuan dan menantunya.
"Setelah keguguran pertama, saya memberi tahu suami saya bahwa jika dia terus berjuang untuk memiliki anak, saya siap menjadi ibu penggantinya," kata Loving.
Itu berubah ketika Lockwood keguguran kehamilan kembar di akhir trimester pertamanya.
"Saya termasuk di antara sebagian kecil wanita yang mengalami infertilitas permanen," kata Lockwood.
Mengingat kerusakan pada rahimnya, Kaplan menegaskan bahwa ada kemungkinan sangat kecil dia untuk bisa hamil.
Saat itu, Lockwood sangat sedih dan kecewa.
"Kesehatan mental saya sangat buruk," katanya.
“Saya tidak bisa bangun dari tempat tidur dan benar-benar berjuang dengan kenyataan bahwa saya mungkin tidak akan pernah memiliki anak sendiri dan pasti tidak akan pernah mengandung anak saya sendiri. Itu adalah proses yang menyedihkan selama hampir setahun,” jelasnya.
Kemudian, Kaplan merekomendasikan surrogacy, karena pasangan itu sudah melalui proses panen dan pembekuan beberapa embrio.
Tetapi Lockwoods mengetahui bahwa proses tersebut disertai dengan label harga yang cukup mahal.
Karena biayanya terlalu mahal bagi mereka, opsi pengganti adalah meminta anggota keluarga atau teman untuk melakukan hal tersebut.
"Saya tidak punya saudara perempuan atau teman yang akan menjadi kandidat yang baik untuk pengganti," kata Lockwood.
Saat itulah ibuku mulai berkata, 'Baiklah, bagaimana dengan aku?'"
Loving, yang merupakan seorang atlet dan telah menyelesaikan dua maraton di Boston, merasa dia masih cukup bugar untuk menggendong bayi.
Pada awalnya, Lockwood tidak setju akan hal ini, tetapi setelah berbicara dengan Kaplan, mereka memutuskan untuk menjalankan beberapa tes.
Setelah serangkaian tes, prosedur penyaringan dan konsultasi dengan beberapa spesialis, termasuk dokter kandungan berisiko tinggi, ahli penyakit dalam, dan seorang psikolog, Loving bisa menjadi ibu pengganti putrinya.
Seluruh keluarga, termasuk ayah Lockwood pun mendukung.
Dalam 29 tahun sebagai spesialis kesuburan, Kaplan mengatakan dia belum pernah mendengar seorang ibu menggendong anak untuk putrinya.
Ada sekitar 2.500 hingga 5.000 bayi yang dilahirkan melalui surrogacy setiap tahun di seluruh dunia, dan Kaplan memperkirakan bahwa para ibu mengandung untuk anak perempuan mereka dalam waktu kurang dari 1 persen dari kasus-kasus ini.
Sejak mengumumkan kehamilan Loving di blog media sosialnya, Lockwood, yang berprofesi sebagai ahli kesehatan gigi, mengatakan bahwa ia telah menerima beragam komentar , mulai dari yang positif hingga negatif.
Kisah ini pun menyebar luas secara online dan diberitakan oleh media lokal.
"Orang-orang berkomentar bahwa mereka menganggapnya aneh, tetapi tidak secara biologis anak ibuku," kata Lockwood.
"Setelah 29 tahun bekerja sebagai dokter, kedua wanita ini mendidik saya tentang semangat manusia, tekad dan dinamika keluarga," kata Kaplan.
Baca Juga: Viral Jamur Enoki Sebabkan Wabah Listeria, Nyatanya Penyakit Ini Juga Bisa Datang dari Semangka Loh!
Itu juga telah membawa ibu dan anak perempuan lebih dekat, kata mereka berdua.
"Ibuku telah menjadi sahabatku selama yang bisa kuingat," kata Lockwood, yang tinggal bersama orang tuanya saat dia dan suaminya mencari rumah baru.
Di pertengahan kehamilan, Loving mengatakan dia merasa menjadi wanita hebat.
"Saya pasti memiliki hari-hari yang lebih baik, daripada hari-hari yang buruk," katanya.
"Saya memiliki sistem pendukung keluarga dan teman yang luar biasa, jadi ini sangat bagus."
Lockwood and Loving menghitung mundur hingga November, ketika mereka berharap untuk menyambut bayi perempuan.
(*)