Find Us On Social Media :

Saat Corona Porak-porandakan Ekonomi Masyarakat, 15 Orang Ini Masih Jadi yang Paling Kaya di Indonesia, Siapa Mereka?

By Arif Budhi Suryanto, Senin, 29 Juni 2020 | 16:30 WIB

ilustrasi uang

8. Mochtar Riady dan Keluarga 1,7 miliar dollar AS setara Rp 24,14 triliun.

Baca Juga: Ada-ada Saja! Meski Diterima dalam Kondisi Cair, Es Batu yang Dijual Secara Online Ini Ada yang Beli Loh

9. Peter Sondakh 1,6 miliar dollar AS setara Rp 22,72 triliun.

10. Theodore Rachmat 1,4 miliar dollar AS setara Rp 19,88 triliun.

11. Sukanto Tanoto 1,4 miliar dollar AS setara Rp 19,88 triliun.

Baca Juga: Kelakuan Anak Gadisnya yang Nyeleneh Sering Panen Hujatan, Sunan Kalijaga Langsung Pasang Badan Bela Salmafina Sunan yang Sedang Sakit Tak Berdaya: Anak Saya Tidak Durhaka, Saya yang Tidak Bisa Jadi Orang Tua!

12. Djoko Susanto 1,4 miliar dollar AS setara Rp 19,88 triliun.

13. Murdaya Poo 1,2 miliar dollar AS setara Rp 17,4 triliun.

14. Winarko Sulistyo 1,2 miliar dollar AS setara Rp 17,4 triliun.

15. Alexander Tedja 1 miliar dollar AS setara Rp 14,2 triliun.

Baca Juga: Kerap Konser Virtual dari Rumah, Raisa Andriana Ungkap Kesan Mendalam: Energi Nyanyi Semalam Nyampek Kok ke Aku

Hal ini tentu sangat kontras dengan kenyataan di lapangan, di mana nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sedang melemah.

Melansir dari Tribun Bisnis, per Senin (29/06/2020) nilai tukar rupiah melemah Rp 14.227 per dollar AS.

Ini berarti posisi rupiah melemah 0,04 persen dibanding penutupan pada Jumat (26/06/2020) lalu.

Baca Juga: Sudah Pasang Badan Mati-matian, Ferdian Paleka Justru Minta Bayaran Segini saat Diundang Menjadi Bintang Tamu dalam Kanal Youtube Nikita Mirzani, 'Udah Enggak Punya Duit'

Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, melemahnya rupiah bisa dikarenakan kekhawatiran pasar terhadap gelombang kedua corona atau Covid-19.

"Rupiah ada potensi melemah hari ini, karena kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah virus Covid-19 yang terus meningkat memberikan sentimen negatif ke aset berisiko," katanya.

(*)