Ketika peneliti melakukan analisis serupa pada sub-sampel individu yang sudah menikah, peneliti menemukan pola yang sama.
Namun, peneliti menemukan pula bahwa orang-orang dengan karakter "agreeable" alias mudah setuju, yakni lebih hangat dan sering membantu, juga cenderung memiliki pasangan yang berselingkuh.
Namun, hasil penelitian ini bukanlah justifikasi untuk menyalahkan korban perselingkuhan.
Orang yang berselingkuh adalah seseorang yang melanggar kepercayaan dalam berhubungan dan itu salah.
Pelaku Selingkuh Merasa Mudah Dimaafkan
Yang perlu dipahami bahwa pelaku perselingkuhan merasa pelanggaran mereka akan lebih mudah diampuni ketika pasangan mereka memiliki karakter seperti di atas.
Studi semacam ini menunjukkan pentingnya karakter berhati-hari dan kesesuaian dalam dinamika hubungan.
Penting untuk dicatat bahwa hasil penelitian ini hanya berlaku untuk peserta yang tahu pasangannya selingkuh.
Baca Juga: Pernah Ciuman dengan Cewek yang Bau Mulut, Sule Ngakak: Ya Bau Nggak Gue Terusin
Tingkat perselingkuhan keseluruhan 19 persen kemungkinan merupakan perkiraan yang terlalu rendah.
Pada kenyataannya, lebih banyak orang berselingkuh dibanding angka itu.
Hanya saja pasangannya tidak mengetahui.
Dalam penelitian di atas, jenis perselingkuhan tidak ditentukan, sehingga para peneliti mengandalkan definisi peserta sendiri, yang dapat mencakup berbagai perilaku dari perselingkuhan emosional hingga hubungan seksual
Pada akhirnya, sikap lebih berhati-hati tidak menjamin pasangan kita tidak akan berselingkuh.
Kamu perlu menekankan sikap bertanggung jawab yang lebih besar, disiplin diri, dan saling membantu dapat menguntungkan hubungan, ya.
(*)