Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Klamidia merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut chlamydia trachomatis dan dapat menyebar dengan mudah melalui seks vagina, oral, dan anal.
Pada tahun 2013, lebih dari 200 ribu lebih orang terjangkit klamidia di Inggris.
Bahkan setiap tahunnya, sekitar 131 juta orang di dunia bisa terinfeksi.
Di antara jenis-jenis STI (sexually transmitted infections), atau penyakit menular seksual, klamidia termasuk yang paling sering dialami oleh perempuan maupun laki-laki.
Risiko terjangkit klamidia akan meningkat jika kita di bawah 25 tahun, memiliki riwayat infeksi penularan seksual, aktif secara seksual dan berganti-ganti pasangan, serta melakukan seks tidak aman.
Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, gejala klamidia dapat dengan mudah diabaikan.
Baca Juga: Ketahui 4 Penyakit Seksual Menular Baru yang Dikhawatirkan Para Ahli
Klamidia sering disebut sebagai infeksi senyap atau tersembunyi.
Pasalnya, kebanyakan penderitanya merasa tidak mengalami gejala apapun, demikian menurut Center for Desease Control.
Pada wanita, jika klamidia tidak diobati, dapat menyebar ke rahim dan tuba falopi dan menyebabkan penyakit radang panggul.
Baca Juga: TNI Gadungan Sukses Tiduri 16 Wanita Bersuami di Mojokerto, Ini Penyakit Yang Bisa Ditularkan
Baik radang panggul maupun klamidia yang tidak diobati dapat menyebabkan jaringan parut permanen pada organ reproduksi, menghalangi sperma dan telur bertemu serta menyebabkan infertilitas.
"Sekitar 25 persen kasus infertilitas disebabkan oleh saluran tuba tersumbat," kata Meike L. Uhler, M.D., spesialis endokrinologi dan infertilitas di Fertility Centers of Illinois.
Dalam beberapa kasus, hal ini bisa diperbaiki melalui pembedahan.
Baca Juga: Meski Tampak Tegar dengan Perceraiannya, Laudya Cynthia Bella Minta Dukungan dan Doa
Pada beberapa kasus yang lain, infertilitas yang disebabkan oleh saluran tuba tersumbat, tidak dapat diobati.
Wanita hamil dengan klamidia lebih mungkin untuk melahirkan prematur, dan dapat menularkan infeksi tersebut kepada bayinya, menyebabkan infeksi mata atau pneumonia.
Namun, kabar baiknya adalah, klamidia sangat dapat diobati.
Jika kamu dapat mengetahuinya sebelum kerusakan terjadi, kamu dapat sembuh sepenuhnya.
Karena itu, pemeriksaan infeksi seksual menular secara teratur, menjadi sangat penting.
Baca Juga: Kakek Tercinta Meninggal Dunia Usai Sakit Menahun, Demi Lovato Luapkan Kesedihan: Itu Menyakitkan!
Gejala
Meski penderitanya sangat sulit merasakan gejalanya, namun secara umum ada lima gejala atau tanda yang bisa dijadikan indikasi klamidia:
Cairan kental yang keluar dari vagina, sebenarnya adalah hal yang normal, selama warna dan aromanya normal (bening dan tidak berbau menyengat).
Jika vagina kamu mengeluarkan cairan berwarna kuning kehijauan, debitnya meningkat, dan berbau tak sedap, bisa jadi ini merupakan indikasi adanya infeksi seperti klamidia (atau infeksi jenis lainnya).
Infeksi di saluran kencing, dapat menyebabkan sensasi tidak nyaman seperti terbakar atau sakit saat buang air kecil.
Kamu juga menjadi lebih sering merasa ingin ke toilet (beser).
Baca Juga: Mobil Alphard yang Dibakar Orang Sudah Tidak Diasuransi, Via Vallen: Bingung Mau Diapain
Klamidia di dubur dapat menyebabkan nyeri dan perdarahan di bagian rektal.
Jika kamu memiliki gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter.
Ini terjadi terutama jika infeksi tidak diobati dan telah menyebabkan radang panggul.
Klamidia dapat menyebabkan servisitis, atau radang serviks, sehingga vagina kamu menjadi ekstra-sensitif selama hubungan seksual.
Selain itu juga dapat menyebabkan perdarahan setelah selesai berhubungan.
Baca Juga: Baim Wong Buat Video Klarifikasi, Nikita Mirzani: Ngapain Klarifikasi Kalo Nggak Salah Say!
Pengobatan
Sementara itu, diwartakan Cewekbanget.id, Selasa (14/5/2019), penyakit klamidia termasuk yang bisa diobati.
Infeksi klamidia dapat diobati dengan antibiotik.
Kita perlu memeriksakan diri kepada dokter telebih dahulu untuk mendapat diagnosa dan resep antibiotik yang layak.
Kita dan pasangan akan diberi antibiotik untuk waktu lima sampai sepuluh hari.
Pada masa ini, pantang melakukan hubungan seks.
Setelah pengobatan, periksakan kembali ke dokter untuk mengetahui tuntasnya pengobatan kita.
Setelah itu, kita juga tidak lantas kebal dengan infeksi klamidia.
Masih ada kemungkin setelah sembuh kita masih bisa tertular klamidia lagi.
(*)