Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Istilah utang dibayar dengan nyawa nampaknya menjadi hal yang tak asing terdengar di telinga.
Bahkan realitanya pun acap kali terjadi di kehidupan nyata dan lingkungan sekitar kita.
Seperti kasus kematian yang menimpa seorang bocah SMP di Sarolangun, Jambi ini misalnya.
Baru-baru ini polisi akhirnya dapat membongkar peristiwa pembunuhan sadis yang menimpa seorang bocah pada 15 April 2020 lalu.
Kala itu pihak orangtua dikabarkan telah menemukan anaknya tergeletak bersimbah darah tanpa busana di sebuah perkebunan karet.
Melansir dari Kompas sebelumnya, M (16) dikabarkan keluar rumah untuk belajar kelompok dengan teman-temanya.
Namun akhirnya, M tak kunjung datang hingga belajar kelompok tersebut dihentikan.
Rekan M akhirnya curiga lantaran pesan yang dikirim hanya dibaca dan tak dibalas.
Baca Juga: Komentar Raditya Dika Melihat Konten Youtube Akhir-akhir Ini: Nggak Peduli Sih, Jujur
Akhirnya rekan korban menghubungi pihak keluarga untuk menanyakan keberadaan M.
Setelah mengirim pesan pada pihak keluarga, M rupanya juga tidak berada di rumah saat waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB.
Akhirnya keluarga pun mencari dan menemukan anaknya sudah tergeletak tak bernyawa di kebun karet yang ada di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Sarolangun.
Mengutip dari Tribun Sarolangun pada Jumat (3/7/2020), Ikhsan (30) akhirnya dibekuk polisi setelah berhasil melarikan diri selama dua bulan.
Kapolres Sarolangun, AKBP Denny Haryanto mengungkapkan kronologi pembunuhan sadis yang dilakukan Ikhsan terhadap M.
Seperti diinformasikan AKBP Denny Haryanto, Ikhsan merupakan rekan dari ayah korban yang memiliki utang padanya sebesar 2,1 juta.
Saat bertemu M yang hendak pergi belajar kelompok, Ikhsan sempat menanyakan keberadaan ayah sang bocah.
M yang mengaku tidak tahu, rupanya telah membuat pelaku emosi dan akhirnya justru membuntuti korban.
"Tersangka tidak puas dan mengikuti korban, sampai di TKP, HP dirampas oleh tersangka dan disuruh cari di mana ayahnya, dan saat itu pula ia sempat memperkosa korban sebelum membunuhnya," ujarnya.
Pelaku ini tersangkut dalam masalah narkoba, ternyata setelah dilakukan penyelidikan petugas berhasil menangkap pelaku di rumahnya.
"Setelah diamankan, ia mengaku bahwa ia sudah melakukan tindakan terkeji itu," katanya.
"Pokoknya dia (ayah korban) utang narkoba. Dia janji bayar sore, malam tidak juga. Sudah empat hari aku nunggu, akhirnya aku ditelepon bos, aku nyari dia tidak timbul-timbul," pengakuan pelaku dalam konferensi pers yang digelar oleh Polres Sarolangun.
Lebih lanjut mengutip dari Tribunnews Maker, pelaku tak hanya menghabisi sang bocah secara brutal dan sadis.
Namun, Ia juga memperkosa sang bocah dan merampas ponsel milik korban.
Dari keterangan, memang ada temannya, namun untuk menetapkan tersangka harus dilengkapi alat bukti.
"Sementara sebagai saksi, baru satu orang tersangka," ujarnya.
Atas hal tersebut kapolres menghimbau kepada masyarakat agar menjauhi lebih memperhatikan anak-anaknya.
(*)