Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Artis cantik Pevita Pearce sering mencuri perhatian.
Selain memliki wajah cantik dan tubuh ideal, adik dari Keenan Pearce ini juga dikenal piawai dalam mendalami perannya di berbagai film.
Selain itu, Pevita juga dikenal sebagai selebriti yang menganut gaya hidup sehat.
Namun, tiba - tiba mengejutkan masyarakat terkait dengan kondisi kesehatannya.
Pevita mengumumkan akan menjalani operasi pengangkatan tumor jinak di payudaranya pada April 2016 lalu.
Dikutip Grid.ID dari Sajian Sedap, mengidap tumor payudara membuat Pevita merasa pasrah dengan kondisi kesehatannya.
Namun, Ia tak lantas menjadikan kondisinya sebagai alasan untuk tidak produktif.
Pevita memutuskan untuk kembali dan fokus ke pekerjaannya di dunia seni peran.
Wanita kelahiran 6 Oktober 1992 ini juga enggan memikirkan soal kemungkinan penyakit akan kembali datang.
"Semua keputusan penyakit dari Allah, jadi kalau dokter mau bilang aman atau tidak, kalau kun fa yakun kita mau apa," kata Pevita Pearce, (13/3/2017).
Deteksi tumor di payudara Pevita, bermula dari adanya gumpalan darah di bagian payudaranya.
Setelah memeriksakan gumpalan tersebut, akhirnya dokter memutuskan untuk mengangkatnya.
Sebenarnya, tumor tersebut sudah diketahui sejak 2013 dan Pevita baru mengangkatnya tahun 2016.
Ia memilih menjalankan operasi di sebuah rumah sakit di Kuala Lumpur, Malaysia.
Pevita menuturkan, sejak awal terdiagnosis tumor payudara pun, staminanya tak pernah bermasalah.
Setiap proses penggarapan film, adik Keenan Pearce ini tetap dapat menjalankan dengan baik.
"Memang sebelumnya untuk film nggak masalah juga, kayak kita punya kutil. Kan kutil juga tumor," ungkap dia.
Menurut Pevita, penyakit tumor itu sebenarnya bisa jadi faktor keturunan atau memang pemberian Tuhan saja.
Diwartakan Kompas.com pada (13/4/2016), Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) Prof. DR dr Soehartati Gondhowiardjo SpRad (K) Onk mengungkapkan, munculnya tumor jinak pada payudara disebabkan oleh banyak faktor.
"Tumor jinak itu dipengaruhi hormonal dan juga faktor gaya hidup," ujar dokter yang akrab disapa Tati.
Hormon yang memengaruhi adalah hormon estrogen.
Adapun gaya hidup meliputi pola makan, aktivitas fisik, dan juga tingkat stres seseorang.
Gaya hidup yang tidak sehat seperti sering konsumsi junk food, kurang aktivitas fisik, tidak pernah olahraga, merokok, banyak konsumsi alkohol, hingga stres inilah yang bisa menyebabkan munculnya benjolan tidak normal di payudara.
"Pola makan kita sekarang kan banyak yang berubah dengan jaman dulu, faktor stres juga. Jadi harus jaga pola hidup sehat," imbuh Tati.
Untuk memastikan tumor di payudara bersifat jinak atau ganas, perlu pemeriksaan dengan biopsi atau mengambil sampel jaringan.
Menurut Tati, biopsi terbaik saat ini adalah dengan cara biopsi jarum halus.
Hasil biopsi kemudian akan diperiksa melalui mikroskop.
Perlu diketahui, tumor merupakan tumbuhnya benjolan tidak normal di tubuh.
Secara garis besar, tumor dibedakan menjadi tumor jinak dan ganas.
Tumor ganas disebut juga dengan kanker.
Berbeda dengan kanker, tumor jinak tidak membahayakan nyawa dan bisa diatasi dengan tuntas melalui pembedahan.
Jenis Tumor Jinak Payudara
Dikutip dari TribunManado, berikut ini beberapa jenis tumor payudara jinak yang paling umum ditemui beserta penyebabnya.
1. Fibroadenoma Mamae (FAM)
Merupakan jenis tumor payudara jinak yang paling dijumpai pada wanita muda usia sekitar 15 – 35 tahun.
Penyebabnya diduga adalah pengaruh hormon di dalam tubuh wanita.
Benjolan akibat FAM umumnya dapat hilang dengan sendirinya, tapi terkadang ada juga yang menetap dan membesar.
Untuk pasien yang sedang menggunakan terapi hormon, FAM menjadi lebih sering muncul.
Sementara ketika kadar hormon menurun, benjolan dapat menyusut terutama pada menopause.
2. Payudara fibrokistik
Perubahan payudara menjadi jaringan yang fibrokistik umumnya dianggap normal dan bisa terjadi pada sebagian besar wanita.
Payudara fibrokistik sering terjadi pada wanita usia 20-50 tahun, dan jarang sekali dilaporkan pada wanita menopause kecuali yang mendapatkan terapi hormonal.
Payudara jenis fibrokistik kemungkinan disebabkan oleh faktor perubahan hormonal terutama hormon estrogen.
Payudara fibrokistik ini biasanya tidak memiliki gejala, tapi pada beberapa wanita juga muncul gejala tumor payudara seperti kebas, tidak nyaman, dan nyeri terutama di daerah payudara bagian atas.
3. Nekrosis lemak
Penyebab tumor payudara jenis ini adalah rusaknya jaringan lemak di payudara.
Kondisi tersebut bisa disebabkan secara spontan karena cedera atau terapi radiasi.
Nekrosis lemak lebih tinggi risikonya pada wanita-wanita yang memiliki payudara besar dibandingan dengan wanita dengan ukuran payudara yang kecil.
Pada umumnya, nekrosis lemak pada payudara tidak memerlukan penanganan khusus.
Namun, jika pasien mengalami ketidaknyamanan bisa dilakukan penanganan dengan beberapa metode bedah payudara seperti mastektomi, biopsi payudara, rekonstruksi payudara, lumpektomi, dan pengecilan payudara.
Lantas, apa yang harus dilakukan jika menemukan benjolan di payudara?
Jangan panik dan langsung berpikir yang tidak-tidak saat merasakan adanya benjolan di payudara.
Tidak semua benjolan di payudara adalah pertanda kanker.
Dalam kondisi tertentu, benjolan di payudara mungkin sebatas gumpalan non-kanker yang disebabkan oleh kadar hormon tidak seimbang, tumor jinak, atau cedera.
Jangan ragu untuk menghubungi dokter jika melihat atau merasakan adanya benjolan, apalagi jika tak kunjung hilang dan membesar selama lebih dari satu siklus haid.
(*)