Grid.ID - Rhoma Irama terancam diproses hukum karena nekat manggung saat pandemi Covid-19.
Sosok yang turut bertanggung jawab di balik pementasan Rhoma Irama di acara sunatan Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, pun menjadi sorotan.
Lalu siapakah sosok di balik penampilan Rhoma Irama di Bogor?
Kehadiran Rhoma Irama di Kabupaten Bogor tak lepas dari sosok Surya Atmaja yang dikenal sebagai tokoh kasepuhan di Pamijahan Bogor.
Surya Atmaja lah yang mengundang Rhoma Irama dan para penyanyi dangdut ibu kota ke Kabupaten Bogor.
Hadi Pranoto anak pertama Surya Atmaja mengatakan sang ayah dan Raja Dangdut Rhoma Irama adalah sahabat.
Mereka berdua sama-sama mendirikan Soneta Grup.
Selain itu Surya Atmaja juga dikenal sebagai pencipta lagu yang banyak dinyanyikan oleh sejumlah penyanyi ibu kota.
Karena kedekatan tersebut, Rhoma Irama datang saat Surya Atmaja menggelar hajatan sunatan di Kabupaten Bogor.
Baca Juga: Ngaku Tak Tahu Konsernya Dilarang Pemerintah, Rhoma Irama Tetap Diproses Hukum Oleh Bupati Bogor
Menurut Hadi, awalnya sang ayah hanya mengundang Rhoma Irama sebagai tamu undangan sambil memberi tausiyah.
Namun Abah Surya memberi kesempatan kepada Rhoma untuk menyanyikan beberapa lagu untuk melepas rindu.
"Beliau itu adalah sahabat orang yang pernah besar bersama ayahanda kami. Jadi diundang untuk ikut tasyakuran oleh abah dan kemudian diminta menyumbangkan satu dua lagu, untuk menghibur saudara-saudara kita yang ada di kampung," ungkap dia, Rabu (1/7/2020).
"Masyarakat Pamijahan senang dan kembali merasakan betapa rindunya mereka bisa melihat seorang bintang nasional yang datang ke sini," imbuhnya.
Sebagai tokoh kasepuhan, menurut Hadi, sang ayah berharap dengan terselenggaranya acara tersebut, pihaknya bisa mengenalkan Pamijahan sebagai wilayah yang memiliki kebudayaan dan sumber daya alam yang bisa dieksplor.
"Jadi Rhoma Irama dan abah adalah sahabat yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena keduanya besar bersama-sama dan soneta pun didirikan oleh abah. Selain pendiri abah juga sebagai pencipta lagu juga masa itu," kata dia.
"Tadinya kalau memang tidak ada wabah, kami ingin gelar budaya yang kami adakan di pegunungan (Pamijahan) kemudian kami akan eksplor kebudayaan yang ada sehingga sempat ada hiburan wayang golek," tambah dia mengakhiri.
Minta maaf dan siap tanggung jawab
Setelah acara tersebut dikecam oleh berbagai pihak, keluarga Surya Atmaja menyatakan permintaan maaf kepada pemerintah dan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Hadi Pranoto anak pertama Surya Atmaja.
Ia mengatakan hajatan sunatan tersebut dikemas dengan sederhana.
Namun pihak keluarga menilai acara tersebut boleh digelar setelah mereka mendapatkan informasi jika Maklumat Kapolri tentang larangan berkumpul telah dicabit.
"Kami berharap Covid-19 ini sudah berlalu, ternyata belum. Namun setelah kami dapat informasi pencabutan (Maklumat Kapolri) pelarangan untuk berkumpul, maka acara tetap kami laksanakan," ujar Hadi di Dramaga, Rabu (1/7/2020).
Meski demikian, Hadi mengakui bahwa secara resmi izin acara belum didapatkan.
"Tapi dalam konteks aturan UU, kalau kepolisian sudah mencabut larangan untuk berkumpul, berarti kita sudah diperbolehkan," kata Hadi.
"Karena ini sifatnya bukan pesta, tapi tasyakuran, silaturahim bertemu sahabat lama," lanjut dia.
Hadi juga menyatakan pihaknya siap bertanggungjawab jika ada warga yang terpapar virus Covid-19.
"Kalau memang ada yang dikatakan positif di acara itu, kami akan membantu bertanggung jawab mengobati sampai sembuh," ucap Hadi.
Pernyataan tersebut disampaikan Hadi setelah mendapatkan kabar jika Pemkab Bogor akan melakukan rapid test untuk warga sekitar yang ahdir di acara tersebut.
Ia juga menyatakan jika pihaknya siap menanggung keseluruhan biaya rapid test hingga swab.
Namun, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan arahan dari Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor secara langsung.
"Kalau memang dari gugus tugas tidak bisa mengcover biaya keseluruhan, keluarga besar akan siap membantu untuk mencukupinya, karena itu adalah suatu keberkahan bagi kami masyarakat di pegunungan mendapatkan suatu perhatian," bebernya.
Bahkan ia menyarankan jik warga langsung swab untuk mengetahui status kesehatan warga yang datang ke acara tersebut.
"Rapid tes itu tidak bisa mengidentifikasi orang itu positif atau negatif. Saya harapkan dari Pemda melakukan swab massal agar setiap masyarakat bisa cepat teridentifikasi," jelasnya.
Sementara itu Bupati Bogor Ade Yasin kukuh, penyelenggara dan pengisi acara panggung hiburan di tengah pandemi ini harus tetap diproses hukum.
Termasuk penyanyi dangdut Rhoma Irama yang tampil pada saat itu.
Apapun yang dikatakan oleh Rhoma Irama, Ade mengaku tak akan terpengaruh.
"Rhoma Irama boleh mengatakan apa aja sih, silakan itu haknya. Tapi kan nanti yang jelas proses hukum berjalan terus," kata Ade Yasin, Rabu (1/7/2020).
Ade mengatakan sebelum kejadian tersebut, pihak penyelanggara sudah menyatakan patuh dengan membatalkan acara hiburan.
"Sudah oke, jadi kita percaya mereka akan mematuhi aturan. Lalu ada berita bahwa konser juga sudah dibatalkan. Nah, kita sudah percaya aturan tidak akan dilanggar tapi kenyataannya pada hari H ternyata terjadi, itu di luar kewenangan kami," kata dia.
Ade menegaskan, pihak-pihak yang terlibat dalam panggung hiburan itu akan diproses secara tegas.
"Nanti juga akan terungkap dalam pemeriksaan polisi," tutur dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sosok Abah Surya Pengundang Rhoma Irama di Acara Khitanan, Pendiri Soneta dan Pencipta Lagu"
(*)