Menurutnya, dia juga tidak pernah melihat Suroto ke kamar mandi.
Pernah dia seperti mendengar anaknya yang berusia sekitar 40 tahun tersebut berjalan ke kamar mandi, tapi saat ditengok, Suroto sudah berada di tempat tidurnya.
Dia mengaku tidak tahu harus cara untuk merawat atau menyembuhkan anaknya.
Beberapa kali perangkat desa menengok dan memberi bantuan, namun Suroto tetap tidak pernah beranjak dari tempat tidurnya.
Sukanti hanya berharap, di masa tuanya anak laki-lakinya tersebut dapat beraktivitas secara normal kembali.
Sementara Sujono, tetangga Sukanti mengatakan, Suroto tiduran dalam waktu lama ini sudah dua kali.
Pertama sekitar tahun 1993, saat itu dia tiduran selama sekira dua tahun.
"Kemudian dia ikut bekerja saudara saya di Bandung pada 1996. Namun selama tiga bulan di Bandung, Suroto setiap malam selalu pergi," paparnya.
Dia mengenang Suroto sebagai seorang yang rajin meski bekerja sebagai buruh tani.
Uang dari hasilnya bekerja dititipkan ke ibunya untuk dibelikan sepeda motor.
Baca Juga: Kementrian PPPA Terapkan Protokol Kesehatan untuk Anak Disabilitas di Era New Normal