Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Masih terekam jelas di ingatan bagaimana Titiek Puspa berjuang melawan kanker hingga sembuh total.
Penyanyi senior ini pernah 'disambangi' oleh kanker serviks stadium 3 pada tahun 2012 lalu.
Untuk menyembuhkan penyakitnya, Titiek Puspa sampai menjalani pengobatan di Singapura selama 2,5 bulan.
Baca Juga: Tak Disangka, 3 Makanan Ini Bisa Jadi Pemicu Kanker Serviks, Hentikan Sekarang Juga!
Dukutip Grid.ID dari Kompas.com, kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada leher rahim.
Banyak orang tidak menyadari gejala awal, karena keputihan adalah salah satu tandanya.
Penyakit ini sering terlambat dideteksi karena banyak wanita tidak mengenali gejalanya.
Baca Juga: Terlihat Sederhana, 7 Tanda Ini Adalah Awal Pertumbuhan Kanker Serviks! Nomor 6 Sering Terjadi
Berikut ini kisah Untung Endang Suryani (52), seorang penyintas kanker serviks yang gejalanya diawali dengan keputihan.
Ia merasa tubuhnya sehat dan masih aktif bekerja sebagai agen penjualan properti.
Suatu ketika di awal tahun 2017 ia mengalami keputihan yang dianggapnya normal karena tidak berbau.
"Saya pikir itu keputihan biasa. Ketika itu usia saya sudah 50 tahun, jadi dikira keputihan itu tanda mau menopause.”
“Kebetulan juga sudah berpisah dengan suami 15 tahun," ujar wanita yang lebih akrab disapa Endang ini.
Setelah menstruasi, beberapa hari kemudian ia kembali mengalami keputihan tidak berhenti.
Saya lalu disarankan minum jamu, tapi sudah dua bulan rutin minum keputihannya tidak berhenti," katanya ketika ditemui di kawasan Menteng, Jakarta (13/2/2019).
Berbagai jenis obat herbal pun dicobanya, tetapi tetap saja gejala keputihannya tidak hilang. Kondisi fisiknya pun menurun dan Endang terlihat pucat.
Baca Juga: Titiek Puspa Sembuh dari Kanker Serviks Stadium 3 dengan Cara Ini
Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan kadar Hb darahnya sangat rendah.
Dokter menduga ada kemungkinan kanker serviks dan ia pun harus dibiopsi.
"Waktu dibilang kanker serviks, saya langsung teringat almarhum Jupe (Julia Perez). Ketika itu saya merasa panik, merasa sudah pasti akan meninggal," ujarnya.
Baca Juga: Waspada Gejala Kanker Serviks! Tak Diduga Salah Satunya Keputihan Normal
Dokter menemukan seperempat serviksnya sudah tertutupi kanker dan penyakitnya sudah masuk stadium 2B.
Keputihan terus menerus memang menjadi salah satu gejala kanker serviks.
Gejala lain yang paling sering ditemui adalah keluar darah di luar masa menstruasi, terutama ketika sedang berhubungan seksual.
Baca Juga: Terlalu Lama dan Salah Pakai Celana Dalam Bisa Jadi Pemicu Kanker Serviks?
Ia mengatakan, ketika itu sangat stres sehingga terus mengalami perdarahan.
Dokter lalu memutuskan untuk melakukan radiasi untuk menghentikan perdarahannya.
"Saya diradiasi 5 kali dan menunggu dua bulan untuk radiasi berikutnya. Pada masa tunggu itu saya diminta kemoterapi supaya tidak kecolongan dengan penyebaran kanker," paparnya.
Baca Juga: Perangi Kanker Serviks, Cinta Laura Suntik Vaksin Hingga 3 Kali!
Sejak awal pengobatan, Endang sudah mendapatkan transfusi sebanyak 59 kantong darah.
Ia pun berjuang menghadapi rasa nyeri pada organ serviksnya dan juga efek samping pengobatan.
Berdasarkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan), kasus baru kanker serviks di Indonesia mencapai 32.469 kasus atau 17,2 persen dari total kanker yang diidap perempuan di Indonesia.
Baca Juga: Hari Perempuan Internasional, Prilly Latuconsina Kampanyekan Vaksinasi Kanker Serviks
Angka kematiannya mencapai 18.279 per tahun atau 50 perempuan per hari.
Angka itu meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2016 dengan 26 perempuan meninggal setiap hari.
Diwartakan Tribun Cirebon, adapun tanda-tanda keputihan abnormal yang perlu diwaspadai:
- Berbau tidak sedap (misalnya bau busuk atau amis) dan menyengat.
- Jumlahnya meningkat secara tiba-tiba tidak seperti biasanya.
- Berwarna kuning, kehijauan, atau keabu-abuan dengan tekstur kental. Terkadang keputihan abnormal juga bisa memiliki tekstur yang menggumpal.
- Keluar darah dan nyeri setiap berhubungan seks atau di luar waktu menstruasi.
- Vagina terasa gatal atau nyeri.
- Vulva dan vagina tampak kemerahan dan bengkak.
- Kadang keputihan yang tidak normal juga dapat membuat wanita merasakan nyeri panggul dan nyeri atau perih ketika buang air kecil (anyang-anyangan).
Terdapat beberapa cara untuk menghindari mengurangi risiko keputihan abnormal.
Berikut cara mencegah keputihan abnormal:
- Gunakan celana dalam berbahan katun, karena dapat menyerap keringat dan menjaga kelembapan area kewanitaan.
- Bersihkan area dengan menggunakan air hangat dan sabun yang berbahan lembut. Setelah itu, keringkan vagina dari arah vagina menuju anus untuk menghindari perpindahan bakteri dari anus ke vagina.
- Hindari menggunakan celana yang terlalu ketat.
- Hindari menggunakan produk pembersih vagina atau sabun yang mengandung pewangi. Hal ini karena penggunaan produk tersebut dapat membasmi bakteri baik di vagina yang berfungsi untuk melindungi vagina dari infeksi.
- Hindari berendam atau mandi dengan air panas terlalu lama dan sering.
- Segera ganti pakaian dalam atau celana ketika basah, misalnya ketika banyak berkeringat atau setelah berenang.
- Ganti pembalut secara rutin selama menstruasi.
(*)