Find Us On Social Media :

Menguak 5 Fakta di Balik Kalung Eucalyptus yang Diklaim Mematikan Virus Corona! Mulai dari akan Diproduksi Massal hingga Diberi Peringatan Epidemolog

By Devi Agustiana, Senin, 6 Juli 2020 | 18:01 WIB

Kalung eucalyptus yang dipercaya ampuh mematikan corona.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Perjuangan melawan Covid-19 sama sekali belum usai.

Mulai dari Pemerintah, medis, hingga masyarakat masih bahu-membahu menangani wabah yang telah menjalar di banyak negara ini.

Hingga beberapa waktu belakangan, ramai soal kalung yang diklaim ampuh mematikan virus corona.

Baca Juga: Usai 95 Hari Dirawat di Rumah Sakit Akibat Komplikasi Covid-19, Aktor Hollywood Nick Cordero Meninggal Dunia! 

Kementerian Pertanian (Kementan) berencana memproduksi masal kalung antivirus corona (Covid-19).

Kalung tersebut dibuat dari tanaman eucalyptus antivirus yang dipercaya ampuh mematikan corona.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan, Fadjri Djufry, mengungkapkan kalung 'ajaib' tersebut sudah melewati penelitian dan uji klinis di laboratorium Kementan.

Baca Juga: Rhoma Irama Nekat Gelar Dangdutan di Tengah Pandemi Corona, Ridwan Kamil Langsung Naik Pitam hingga Beri Peringatan Keras: Kalo Gini yang Repot Siapa?

"Ini bukan obat oral, ini bukan vaksin, tapi kita sudah lakukan uji efektivitas, secara laboratorium, secara ilmiah kita bisa buktikan," jelas Fadjri dalam keterangan resminya, Minggu (5/7/2020).

Meskipun Kementan punya tupoksi dalam ketahanan pangan, lanjut dia, peneliti Balitbangtan juga berupaya berkontribusi menanggulangi pandemi lewat penelitian obat Covid-19.

Kementan berencana untuk membuat antivirus corona yang dibuat dari bahan eucalyptus (kayu putih) pada Agustus 2020 dalam beberapa produk.

Baca Juga: Tanggapi Rencana Kementan Produksi Massal Kalung Anti Corona, Sherina Munaf: Semoga Nyawa Tidak Melayang karena Takhayul yang Diilmiahkan

Antivirus tersebut berbentuk kalung aromaterapi, balsem, roll on, serta diffuser.

Sederet produk berwarna hijau dan bertuliskan Antivirus Corona ini mengandung tanaman Atsiri (eucalyptus).

Kandungan kayu putih inilah yang dipercaya dapat digunakan sebagai antivirus corona.

Baca Juga: Jadi Istri Komisaris Utama PT. Antam yang Bergelimang Harta, Bella Saphira Pasang Wajah Super Girang Saat Liburan ke Barcelona dan Pamer Penampakan Lorong Rumah Sakit Tua: Sekarang Menjadi Bangunan Bersejarah Unesco!

Di media masa, banyak pihak yang mempertanyakan tentang klaim antivirus corona yang dimaksud.

Hal ini sejalan dengan fakta di mana hingga kini belum ada vaksin pasti yang dapat melawan Covid-19.

Dilansir Grid.ID dari Tribun Timur, berikut 5 fakta kalung Antivirus Corona Kementan:

Baca Juga: Inggris Selangkah Lebih Maju dalam Pembuatan Vaksin Corona, WHO Minta Seluruh Perusahaan Farmasi Dunia Bekerja Sama dengan Negara Tersebut

  1. Pernyataan Pemerintah

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa produk ini telah melalui uji lab peneliti pertanian terhadap virus influenza, serta beta dan gamma corona.

"Ini anti Virus Corona, dari hasil penelitian dari litbang Kementerian Pertanian. Berasal dari pohon kayu putih. Dari 700 jenis pohon kayu putih satu yang bisa mematikan Virus Corona. Ini hasil laboratorium kita, dan bulan depan akan kami produksi," kata Syahrul.

Syahrul kemudian menjelaskan, antivirus yang ia klaim mampu membunuh Virus Corona ini sudah dilakukan uji coba.

Baca Juga: Inggris Selangkah Lebih Maju dalam Pembuatan Vaksin Corona, WHO Minta Seluruh Perusahaan Farmasi Dunia Bekerja Sama dengan Negara Tersebut

"Kalau kontak selama 15 menit bisa membunuh 42 persen dari Virus Corona (yang terpapar ke tubuh), kalau setengah jam bisa 80 persen Virus Corona mati," katanya.

Namun belum muncul keterangan pasti apakan penelitian tersebut juga termasuk Covid-19 yang merupakan jenis virus corona.

  1. Cara kerja

Bukan dengan memakai kalung antivirus, lantas virus corona termasuk Covid-19 yang ada di sekitar kita hilang.

Dr. Ir. Evi Savitri Iriani, MSi, Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat yang terlibat dalam penelitian ini menerangkan bagaimana cara kerja eucalyptus mencegah virus corona.

Sebelumnya Evi bercerita, ada beberapa kenalannya yang terkena Covid-19 dan telah diujicobakan menggunakan eucalyptus.

Baca Juga: Suka Makanan Warteg, Reaksi Hamish Daud Saat Raisa Mulai Rajin Masak: Amazing Chef Saya Beruntung

Namun perlu diingat, ini bukan uji klinis yang diakui, tapi hanya mencobakan.

Mengingat dari segi toksisitas, bahan eucalyptus dan kayu putih aman digunakan, Evi dan tim mencobakan produk ini ke teman-temannya yang terinfeksi Covid-19.

Evi mengaku beberapa pasien Covid-19 mendapat manfaat dari kalung antivirus setelah menghirup bau eucalyptus yang ada di dalamnya.

Bau tersebut dapat membunuh virus yang berada di tenggorokan manusia.

  1. Bukan vaksin

Kepala Badan Litbang Pertanian Kementan, Fadjry Djufry menjelaskan, penemuan antivirus ini sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mencari obat untuk mencegah dan menangani virus corona penyebab Covid-19 yang masih mewabah di Indonesia.

Menurut Fadjry, minyak atsiri eucalyptus citridora bisa menjadi antivirus terhadap virus avian influenza (flu burung) subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus.

Penemuan ini disimpulkan melalui uji molecular docking dan uji in vitro di Laboratorium Balitbangtan.

Baca Juga: Penting! 4 Hal yang Wajib Orangtua Ajarkan pada Anak di Masa Transisi New Normal

Dia mengatakan, laboratorium tempat penelitian eucalyptus telah mengantongi sertifikat level keselamatan biologi atau biosavety level 3 (BSL 3) milik Balai Besar Penelitian Veteriner.

Virologi Kementan pun sudah melakukan penelitan sejak 10 tahun lalu dan tak asing dalam menguji golongan virus corona seperti influenza, beta corona, dan gamma corona.

  1. Peringatan epidemiolog

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai, tak ada relevansi antara kalung antivirus dengan paparan virus corona.

"Saya tidak melihat relevansi yang kuat antara kalung di leher dengan paparan virus ke mata, mulut, dan hidung," kata Dicky seperti dikutip dari Kompas.com.

Ia mengatakan, penularan Covid-19 terjadi melalui beberapa mekanisme seperti droplet aerosol yang terhirup hidung atau melalui sentuhan ke mata dan mulut.

Baca Juga: Harusnya Kerja Bareng Lawan Corona, Perangkat Desa dan Bidan di Banyumas Ini Malah Asyik Ngamar di Hotel!

Meski eucalyptus diketahui memiliki potensi antiviral, Dicky menyebutkan, riset tersebut dalam bentuk spray dan filter.

Itu pun baru pada jenis virus terbatas yang sudah umum, bukan Covid-19.

Oleh karena itu, dia menganggap produksi produk eucalyptus yang ditujukan untuk mencegah virus corona terlalu dipaksakan dan berpotensi menimbulkan salah persepsi.

Baca Juga: Siti Badriah Tak Berikan Kado Spesial di Hari Ulang Tahun Sang Suami, Ada Masalah Ekonomi?

"Belum terbukti secara ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah tentang potensi mencegah virus SARS-CoV-2," jelas dia.

Menurut Dicky, sejumlah negara Asia dan Eropa sebelumnya telah melarang produk antivirus dari Jepang.

Pasalnya, selain dianggap tidak memiliki dasar ilmiah, kalung itu juga dikhawatirkan akan membuat rasa aman palsu yang mengendurkan pencegahan.

Baca Juga: Rumah Tangganya dengan Aldi Bragi Diisukan Retak, Intip Potret Kedekatan Ririn Dwi Ariyanti dengan Putri Sambungnya yang Hanya Berjarak 14 Tahun

Untuk itu, dia meminta agar semua pihak memahami prinsip penularan Covid-19 dengan benar.

Ia juga mengimbau agar pemerintah lebih fokus pada strategi yang sudah sangat jelas terbukti secara ilmiah dan juga fakta terkini, yaitu testing, tracing, dan isolated.

"Adanya kalung apa pun tidak akan berpengaruh saat tangan yang terpapar virus menyentuh hidung, mata, dan mulut," kata Dicky. 

  1. Izin edar

Lebih lanjut, Fadjry Djufry mengatakan, proses izin untuk produk eucalyptus dalam bentuk kalung itu masih dalam proses.

Untuk produk-produk lainnya, Fadjry menyebut telah mengantongi izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

"Izin edar roll on dan inhaler dari BPOM sudah keluar. Sekarang lagi di produksi oleh PT Eagle Indhoparma, sedang kalung aroma terapi masih berproses," jelas dia.

Baca Juga: Hollywood Kembali Berduka, Komposer Pemenang Oscar Ennio Morricone Meninggal Dunia Usai Terjatuh dan Alami Patah Kaki!

Bagaimana, apakah kamu tertarik menggunakan kalung ini jika sudah beredar nanti?

(*)