Infeksi virus atau bakteri dapat memicu peradangan yang merusak jantung dan pembuluh darah.
Dalam sebuah penelitian, orang yang terinfeksi pilek atau flu memiliki kemungkinan dua kali lebih besar mengalami serangan jantung tak terduga.
8. Asma
Peluang serangan jantung tak terduga meningkat sekitar 70% jika kamu menderita penyakit asma.
Bahkan jika kamu menggunakan inhaler untuk mengendalikannya, risiko serangan jantung masih tetap tinggi.
Karena asma, kamu juga mungkin cenderung mengabaikan sesak dada yang bisa menjadi tanda awal serangan jantung.
9. Stres
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kasus serangan jantung tak terduga naik setelah bencana besar, seperti gempa bumi atau serangan teroris.
Bencana-bencana tersebut dapat membuat seseorang menjadi stres berat, yang membuat mereka lebih rentan terkena serangan jantung.
Oleh karena itu, masalah stres atau kejiwaan yang terjadi setelah mengalami peristiwa traumatik sejenis perlu segera ditangani untuk menghindari serangan jantung.
10. Kecemasan
Kecemasan bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya serangan jantung.
Misalnya, menonton tim kesayangan dalam pertandingan olahraga juga bisa memicu serangan jantung tak terduga.
Serangan ini terjadi karena harap-harap cemas saat menonton tim favorit berlaga.
Contohnya beberapa kasus serangan jantung terjadi di Jerman saat Piala Dunia 2006 dan Super Bowl 1980 di Los Angeles.
11. Sering mengonsumsi alkohol
Mengonsumsi minuman beralkohol secara rutin, apalagi dalam jumlah yang banyak, dapat meningkatkan tekanan darah, menciptakan kolesterol jahat, dan menyebabkan kenaikan berat badan.
Semuanya berakibat buruk bagi jantung.
Mulai saat ini, lakukan tindakan pencegahan serangan jantung sejak dini.
Bisa dimulai dari kebiasaan-kebiasaan sehat, seperti olahraga, mengonsumsi makanan sehat, dan menghindari faktor risiko yang dapat memicu serangan jantung.
(*)