Selain kain, mereka juga menggunakan kapas atau wol domba dalam pakaian mereka untuk membendung aliran darah menstruasi.
Pemikir Yunani terkemuka Hypatia bahkan melemparkan kain bekas menstruasi tersebut kepada para pengagum laki-lakinya untuk mengusir mereka.
Sebaliknya di China, para perempuan menggunakan kain yang diisi pasir sebagai pembalut menstruasi.
Ketika kain itu cukup basah, mereka akan membuang pasir dan mencuci kainnya.
Di masa Mesir Kuno, para perempuan menggunakan papirus sebagai alas haid mereka.
Sebelum digunakan, papirus direndam dalam air terlebih dahulu.
Awalnya Diciptakan untuk Pria
Pembalut sekali pakai pertama dipikirkan oleh para perawat selama masa perang.
Tujuan sama sekali bukan untuk menstruasi perempuan, melainkan untuk para pria.
Tepatnya, untuk menghentikan pendarahan bagi para prajurit yang bertempur.