Sekitar abad ke-19, pembalut sekali pakai pertama dibuat oleh perawat Perancis dari perban bubur kayu.
Saat itu pembalut tidak dibuat dari kapas karena ketersediaannya yang sangat terbatas.
Para perawat membuat pembalut dari sphagnum moss, tanaman yang sangat mudah menyerap dengan sifat antimikroba.
Perusahaan besar mulai memproduksinya secara massal dengan nama Cellucotton.
Pada akhir perang pada tahun 1918, produsen Cellucotton mulai kebingungan karena surplus pembalut.
Baca Juga: Dituduh Berzina oleh Vicky Prasetyo, Angel Lelga Mengaku Tidak Dendam
Para prajurit dan palang merah tidak lagi membutuhkan mereka.
Perban-perban ini cukup murah untuk dibuang sehingga para perawat mulai menggunakannya untuk menstruasi mereka.
Terinspirasi dari para perawat, perusahaan ini kemudian mengembangkan produk konsumen komersial yang layak untuk perempuan di mana saja.
Mereka kemudian berganti nama sebagai pambalut Kotex pada 1920.
Pada masa itu, sebagian besar perempuan menggunakan kain flanel untuk mengatasi menstruasi mereka.