Find Us On Social Media :

Jendral Polisi Bintang 3 ini Sengaja Menyamar Jadi Orang Biasa untuk Mengetahui Tabiat Bawahannya, Perlakuan Mencengangkan ini Justru yang Ia Dapat

By None, Kamis, 9 Juli 2020 | 11:49 WIB

Jendral Polisi Bintang 3 ini Sengaja Menyamar Jadi Orang Biasa untuk Mengetahui Tabiat Bawahannya, Perlakuan Mencengangkan ini Justru yang Ia Dapat

Grid.ID - Demi mencari tahu kinerja bawahannya, seorang Jendral Bintang Tiga ini rela menyamar menjadi orang biasa.

Saat melakukan penyamaran tersebut, sang Jendral Polisi dibuat kaget karena ulah anak buahnya yang tak terduga.

Penyamaran ini dilakukan Jendral Polisi Suhardi Alius untuk memantau kinerja anak buahnya di tingkat Kepolisian Sektor (Polsek).

Baca Juga: Dulu Ketar-ketir Saat Dicekal Sana-sini Ketika Cicilannya Menggunung, Inul Daratista yang Kini Berpenghasilan Fantastis Singgung Karma Baik: Apa yang Kau Tanam itu yang Kau Tuai!

Meski sering kali menerima laporan pengaduan dari masyarakat, namun apa yang didapat oleh Jenderal satu ini berbanding terbalik.

Dalam peluncuran buku "Mengubah Pelayanan Polri dari Pimpinan ke Bawahan" karya Suhardi Alius, 11 Maret 2013 silam, dirinya bercerita saat melakukan sidak mendadak dengan cara menyamar.

Suhardi yang kala itu menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri menuturkan pengalamannya saat menjabat sebagai Wakapolda Metro Jaya.

Di sana ia menceritakan saat menyamar menjadi warga biasa untuk mengetahui kegiatan anak buahnya kala itu.

Baca Juga: Pilih Lakukan Hal ini Usai Skandal Cintanya dengan BCL Terungkap ke Publik, Ashraf Sinclair Sempat Buat Satu Malaysia Heboh dan Bingung dengan Pengakuannya

Dirinya pun berpura-pura ingin melaporkan tindak kejahatan yang menimpanya ke polsek terdekat.

Untuk meyakinkan agar penyamarannya tak terbongkar oleh bawahannya, Pak Hardi (nama samaran) hanya mengenakan kaus biasa dengan celana jins dan sandal jepit.

Apa yang dilakukannya kala itu, semata-mata demi mengetahui bagaimana petugas kepolisian memberi pelayanan pada masyarakat.

Sesampainya di sebuah kantor polsek, penyamarannya pun bisa dikatakan berhasil saat beberapa petugas kepolisian tidak mengenali jati dirinya.

Baca Juga: 5 Kasus Kanibal Paling Mengerikan yang Terjadi di Negara Tetangga, Mulai dari Penggal Kepala Ibu Hingga Ada yang Mayatnya Dijadikan Makanan untuk Resepsi Pernikahan

Namun apa yang ia dapati saat mencoba mengutarakan maksud kedatangannya untuk melaporkan tindak kejahatan yang menimpanya.

Dirinya sempat dipingpong oleh petugas yang ada di sana, ia pun disuruh ke sana kemari hanya untuk sekedar melaporkan tindak kejahatan.

Mendapati perlakuan seperti itu, Pak Hardi tetap tidak membuka identitasnya.

Yang terakhir dirinya pun disuruh melapor ke Pospol dan akhirnya ia turuti dengan tetap menutupi jati dirinya.

Baca Juga: Krisdayanti Hobi Pamer Kemesraan dengan Raul Lemos di Media Sosial, Penelitian Sebut Kebiasaan itu Sebagai Tanda Pasangan Tidak Bahagia, Ini Alasannya!

Saat berada di Pospol itulah dirinya tercengang mendapati perlakuan berbeda dari salah satu anggota kepolisian yang cukup senior di kantor polsek tersebut.

"Apa yang saya dapatkan di Pospol? Seorang Bintara sudah tua, tapi pelayanannya baik," ucap Pak Hardi, mengutip dari Wartakotalive.com.

Keesokan paginya, Pak Hardi langsung menghubungi pimpinan Polres setempat untuk memanggil Bintara itu.

Selanjutnya, Pak Hardi memberikan hadiah kepada polisi tua yang tulus membantu masyarakat yang sedang kesusahan.

Baca Juga: Gak Gengsi Makan Nasi Bungkus Meski Sudah Jadi Youtuber dengan Penghasilan Rp67 M per Bulan, Jepit Rambut Nagita Slavina Justru Bikin Netizen Elus Dada Lihat Harganya

Sementara kepada para polisi yang setengah hati membantu warga, Pak Hardi langsung mengambil tindakan tegas.

Dari beberapa polsek, tercatat sejumlah polisi dicopot dari jabatannya karena dinilai tak tanggap dalam bertugas.

"Yang tidak siap dalam pelayanan dan tidak tanggap kita ganti," katanya, mengutip dari Wartakotalive.com.

Penyamarannya itu sering dilakukannya di beberapa kesempatan, seperti yang dilansir dari Sripoku.com, Suhardi sempat menyamar untuk berpura-pura melaporkan tindak kejahatan hipnotis di kantor Polsek Menteng.

Baca Juga: Dulu Ketar-ketir Saat Dicekal Sana-sini Ketika Cicilannya Menggunung, Inul Daratista yang Kini Berpenghasilan Fantastis Singgung Karma Baik: Apa yang Kau Tanam itu yang Kau Tuai!

Perlakuan kurang baik pun ia dapatkan dari anak buahnya yang tak sadar siapa sosok yang sedang dihadapinya itu.

Tak hanya itu di hari yang lain ia mencoba lagi melakukan penyamaran yang sama di Polsek Gambir.

Masih dengan laporan hipnotis yang sama, namun di sana ia mendapat perlakuan berbeda padahal wilayah yang dilaporkan jauh tidak masuk polsek tersebut.

Puas dengan pelayanan yang diberikan anggota Polsek Gambir, Suhardi pun pulang dan menelepon Kapolres Jakarta Pusat yang saat itu dipimpin Kombes Pol Hamidin.

Baca Juga: Atta Halilintar Akan Segera Mempersunting Aurel Hermansyah, Anang Hermansyah: Aku Nggak Ikhlas Sih, Banyak yang Ngeganjel

Suhardi tanpa ragu meminta Kapolres untuk mempertemukannya dengan dua anggota Polsek Gambir yang menerimanya malam itu.

Kemudian sebagai Wakapolda Metro Jaya saat itu memberikan penghargaan kepada kedua anggotanya dan dijadikan ikon pelayanan di Polres Jakarta Pusat.

"Wakapolda turun dan keluyuran ke bawah bukan untuk mencari kesalahan, tapi sidak dilakukan untuk melihat kualitas pelayanan anak buahnya," ujar Suhardi saat itu.

Melansir Wikipedia, Komisaris Jenderal Polisi Drs Suhardi Alius M H adalah tokoh Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Baca Juga: Nikita Mirzani Tempati Rumah Mewah Senilai Rp10 Miliar, Intip Tiap Ruangannya yang Berhias Dekorasi Mahal Sampai Kompor Ratusan Juta Terpampang di Dapurnya

Pada 20 Juli 2016, ia ditunjuk dan dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menggantikan Jenderal Polisi Tito Karnavian yang dipromosikan menjadi Kapolri.

Ia sebelumnya juga menjabat sebagai Sekretaris Utama Lemhannas menggantikan Boy Salamuddin, sejak 16 Januari 2015 hingga Juli 2016.

Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri sejak tanggal 24 November 2013 hingga 16 Januari 2015 menggantikan Komjen Pol. Sutarman yang terpilih menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).

Baca Juga: Imbas Pandemi, Anji Batal Menjadi Kepala Sekolah

Sebelum diangkat sebagai Kabareskrim, Suhardi menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat menggantikan Irjen Pol.

Tubagus Anis Angkawijaya sejak Juni 2013 hingga November 2013.

Pria yang berdarah Minang dan fasih berbahasa Sunda ini pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri menggantikan Anang Iskandar.

Seiring penunjukannya sebagai Kabareskrim, Suhardi kini menjadi angkatan 1985 pertama yang sudah mampu menembus pangkat jenderal bintang tiga. (*)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Kisah Jenderal Polisi Bintang 3 Dicuekin Bawahannya Saat Menyamar Untuk Lapor Kasus Kejahatan Tapi Ini yang Ia Dapati: Tidak Siap Melayani Kita Ganti!