Grid.ID - Tahun 1974, Mossad mengirim agen penting untuk tinggal di Beirut dan mengatur pembunuhan terhadap dalang pembantaian Munich tahun 1972, Ali Hassan Salameh.
Dalam misi tersebut diperintahkan untuk tidak membuat kontak dengan target.
Namun, mata-mata itu tidak hanya menentang perintah, dia bahkan akhirnya menjadi salah satu teman terdekat Ali Hassan Salameh, sebelum membunuhnya.
Mata-mata itu diidentifikasi sebagai Agen D, yang kemudian menceritakan pengalamannya tersebut di televisi pada tahun 2019 lalu, tentang pekerjaannya untuk menjatuhkan teroris yang paling dicari Israel setelah pembunuhan di Munich.
Melansir The Times of Israel, serangan 1972 oleh kelompok teror Palestina Black September di Olimpiade Munich menewaskan 11 atlet Israel.
Pada tahun-tahun setelah serangan itu, Mossad membunuh banyak tokoh di balik serangan itu, tetapi satu target sering meleset dari agen mata-mata yakni Salameh, kepala operasi untuk Black September.
Salameh, yang dikenal sebagai "Red Prince," adalah putra seorang komandan top Arab yang terbunuh dalam perang 1948 atas penciptaan Israel.
Tinggal di ibukota Lebanon, Beirut, Salameh adalah sekutu kunci dan calon penerus Yasser Arafat, kepala Organisasi Pembebasan Palestina. Dan dia dikenal karena gaya hidupnya yang mewah dan playboy. Tapi Mossad tidak bisa mendekatinya.