Grid.ID - Kehidupan mewah yang kini bisa dirasakan Roy Marten tak instan dia dapatkan.
Roy Marten ternyata juga pernah merasakan pahitnya bertahan hidup di situasi yang pas-pasan.
Roy Marten mengungkap masa lalunya ketika masih tinggal di Salatiga, Jawa Tengah.
Baca Juga: Gempi Ungkap Keinginannya Agar Gisel dan Gading Marten Dekat: Sama Mamah Papah
Roy yang lahir tahun 1952 itu menceritakan tentang betapa sulitnya hidup zaman dulu, seperti tak mudah makan daging ayam seperti sekarang, hingga sulitnya makan nasi karena mahal.
Penasaran ceritanya? ini rangkumannya dikutip Grid.ID dari kompas.com.
Roy Marten mengaku hanya bisa makan daging ayam di tiga peristiwa besar, yaitu saat Lebaran, saat sakit, dan saat ayamnya yang sakit.
Sulitnya orang zaman dulu makan daging ayam dan telur.
"Kalau Papa enggak bisa (makan ayam, telur setiap hari), karena apa, ayam jawa, ayam kampung itu enggak bisa diternak, begitu ditandain enggak bertelur, disuruh bertelur enggak mau ngambek," tutur Roy.
Baca Juga: Lewati Malam Pertama sebagai Suami Istri, Ini Pertanyaan Rey Mbayang untuk Dinda Hauw
Makan makanan kuda
Walau tak merasakannya sendiri, Roy ingat betul dulu orang-orang makan bulgur karena keadaan.
Hal itu dilakukan karena zaman dulu mengkonsumsi nasi adalah sebuah kemewahan.
"Bulgur adalah makanan untuk kuda, bayangin. Nasi merupakan kemewahan yang sungguh luar biasa," ujarnya.
Pikat wanita dengan motor antik Tak perlu mobil mewah, Roy mengatakan motor antik di rumahnya adalah satu-satunya hal termewah yang dimiliki dalma hidupnya.
"Itu motor kalau sekarang, perbandingan analoginya, Lamborghini bos. Mewah banget," kata Roy Marten.
"Kalau lewat, ‘oh motor Roy’, suaranya beda, kita selalu soal cewek pasti menang, motor saingannya naik sepeda, naik delman, sudah pasti menang,” ujar Roy Marten.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nostalgia Zaman Dulu, Roy Marten Ceritakan Kondisi Kehidupan di Salatiga"
(*)