Program tersebut, menurut Wray, bertujuan untuk membungkam kritik terhadap kebijakan politik China dan melanggarhak asasi manusia.
Di bawah rencana itu, para mereka berusaha menekan orang-orang Tionghoa yang tinggal di luar negeri sekaligus dianggap sebagai ancaman.
Para anggota keluarga yang menolak kembali ke China telah diancam.
Beberapa anggota keluarganya di China bahkan ditangkap atas tuduhan memengaruhi.
"Ratusan korban Fox Hunt yang mereka targetkan tinggal di AS. Banyak di antara mereka adalah warga negara Amerika," kata Wray.
Kedutaan Besar (Kedubes) China di AS belum mengomentari pernyataan Wray.
Sementara itu, China membantah menyerang AS dengan spionase siber.
Wray menceritakan sebuah kasus bahwa Pemerintah China mengirim seorang utusan ke AS untuk mengunjungi salah satu anggota keluarga.
Utusan itu memberikan pilihan kepada orang itu bahwa dia dapat memilih antara kembali ke China atau melakukan bunuh diri.
"Jika Anda yakin Pemerintah China menargetkan Anda, bahwa Anda adalah calon korban Fox Hunt, silakan hubungi kantor FBI terdekat," kata Wray.
Dia menambahkan bahwa 50 persen dari 5.000 kasus kontra-intelijen FBI sedang berlangsung terkait dengan China.
"Kami sekarang telah mencapai titik di mana FBI membuka kasus kontra-intelijen baru terkait China setiap 10 jam," kata Wray.
Artikel ini telah tayang di Grid Star dengan judul, Konflik Kedua Negara Ini Kian Memanas, China Paksa Warganya yang Tinggal di Amerika untuk Memilih Pulang Kampung atau Bunuh Diri
(*)