Hal ini karena di masa kehamilan, kulit kamu cenderung sensitif dan gatal karena perubahan hormon.
Produksi dan aliran darah serta cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi lebih banyak, sehingga kulit kamu cenderung sensitif dan membuat kegiatan waxing lebih sakit dan nyeri dari biasanya.
Tetapi, jika kamu masih ingin melakukan wax saat hamil, hindari melakukannya pada kulit yang iritasi, terbakar sinar matahari, atau di bagian kulit yang memiliki tahi lalat, kutil, atau varises.
Kamu juga bisa berkonsultasi dengan terapis di salon khusus wax, karena ada beberapa salon yang melarang untuk melakukan wax saat kehamilan trimester pertama.
Baca Juga: Ersya Aurelia Merasa Makin Seksi Dengan Rambut Halus di Tubuhnya
Diwartakan Kompas, hal ini karena kondisi hamil muda, khususnya trimester pertama, masih rawan.
Dikhawatirkan ketegangan saat akan waxing untuk pertama kalinya menimbulkan kontraksi.
Lebih lanjut, setelah melakukan waxing, baiknya menghindar dari paparan sinar matahari, dan dalam 24 jam ke depan tidak melakukan olahraga, penggunaan produk berbahan kimia, parfum, dan cat rambut karena pori-pori yang terbuka pasca waxing.
Cara lain bila kamu hendak mencabut rambut tanpa waxing, yaitu bisa menggunakan pinset (tweezers), berguna terutama untuk menjangkau daerah kecil seperti alis dan puting.
Dr. Tsippora Shainhouse, dermatologis dari Los Angeles, California, mengatakan bahwa cara paling aman menghilangkan rambut saat hamil yaitu dengan cara dicukur.
Lagipula, bertambah lebatnya rambut akan berhenti 6 bulan setelah melahirkan.
Baca Juga: Pengen Waxing di Rumah? Bisa kok, Begini Caranya, Gampang deh!
Itulah penjelasan mengenai waxing ketika kondisi hamil.
Apapun perawatan yang kamu lakukan, tetap utamakan kesehatan, ya.
(*)