Dokter kala itu mendiagnosis Raphael dengan demam yang disebabkan oleh pendarahan yang semakin membuatnya lemah.
Seniman itu adalah sosok manusia ajaib yang merupakan salah satu dari "trinitas hebat Renaissance" bersama dengan sosok Michelangelo dan Leonardo da Vinci.
Raphael diantar ke tempat peristirahatan terakhir dengan pujian tertinggi yang disematkan kepadanya di pemakaman besar di Vatikan, Pantheon, sebuah pemakaman bergengsi di Italia.
Setiap tahunnya, mawar merah selalu menghiasi makam Raphael.
Kesalahan Raphael Menurut Riva, pada saat itu, para dokter sadar akan bahaya pendarahan yang terjadi dalam penyakit infeksi namun bertindak berdasarkan informasi yang salah.
Riva adalah salah satu sejarawan yang juga ikut menulis dalam penelitian bersama 3 rekan peneliti lainnya dari Universitas Milano Bicocca.
"Kesalahan medis, dan kesalahannya sendiri karena tidak akurat (dalam) menceritakan sejarahnya, berkontribusi pada kematian Raphael itu sendiri," katanya.