Find Us On Social Media :

Jelang Akhir Hayat, Inilah Permintaan Sederhana Sastrawan Indonesia Sapardi Djoko Damono Sebelum Tutup Usia

By Novia, Senin, 20 Juli 2020 | 15:45 WIB

Bawuk, putri bungsu Sapardi Djoko Damono, memegang foto besar almarhum ayahnya di depan jenazah sang ayah di TPU Giri Tama, Giti Tonjong, Bogor Jawa Barat, Minggu (19/7/2020).

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Baru-baru ini, dunia seni dan satra Tanah Air sedang diselimuti kabut duka.

Pasalnya penyair kondang sekaligus sastrawan legendaris di Indonesia, Sapardi Djoko Damono, tutup usia.

Sastrawan kelahiran Surakarta, Jawa Tengah itu, disebutkan telah menghembuskan napas terakhir di usianya yang ke-80 tahun.

Baca Juga: Sapardi Djoko Damono Tutup Usia, Ganjar Pranowo Sematkan Kalimat Menyentuh: Kini Hujan di Mataku, di Akhir Juli..

Melansir dari Kompas.com, penulis best seller 'Hujan di Bulan Juni' itu meninggal di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.

Kepala Biro Humas dan Kantor Informasi Publik Universitas Indonesia (UI) Amelia Lusia telah membenarkan kabar duka ini.

Ia menyampaikan, Sapardi Djoko Damono telah menghembuskan napas terakhir pada Minggu (19/7/2020) pukul 09.17 WIB.

Baca Juga: Ungkap Duka Mendalam atas Berpulangnya Sapardi Djoko Damono, Najwa Shihab: Selamat Jalan Maestro, Guru Bangsa!

Selain itu, Marketing Communication Manager RS Eka Hospital Erwin Suyanto juga menambahkan kabar meninggalnya sang penulis.

Dikenal sebagai guru bahasa dan pujangga yang memiliki nama besar, namun keinginan Sapardi Djoko Damono tetaplah sederhana.

Saat ditemui di TPU Giri Tama, Bogor, putri bungsu mantan Dekan Fakultas Sastra Indonesia itu, akhirnya menjelaskan keinginan terakhir ayahnya.