Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Balita bernama Muhammad Abullah (2) dikabarkan tewas secara tragis di tangan ayah tirinya.
Sebelum ditemukan tewas di kali Pulogadung, rupanya bocah malang ini telah menjadi korban penganiayaan dan penyiksaan.
Abdullah dikabarkan menjadi korban kekerasan Cece Suhandi (32), karena pelaku mengaku kesal terhadap istrinya.
Istri pelaku berinisial SAP (19), disebutkan sering pulang terlambat hingga membuat tersangka merasa kesal dan emosi.
Namun, Cece Suhandi justru melampiaskan kekesalannya itu pada seorang anak yang masih polos dan tak berdosa.
Melansir dari Kompas.com pada Selasa (21/7/2020), Kapolres Metro Jakarta Timur, Komisaris Besar Arie Ardian membeberkan bahwa kasus penganiayaan ini telah berjalan cukup lama.
"Ini (penganiayaan) sudah dilakukan dua kali dalam kurun waktu satu bulan," jelas Arie.
Kepada polisi, Cece mengaku melakukan hal tersebut karena kesal dengan istrinya yang sering pulang terlambat.
Tak hanya itu, permasalahan ekonomi juga disebutkan telah menjadi penyebab emosi Cece meluap.
Hingga akhirnya, pelaku menjadikan anak sambungnya sebagai pelampiasan emosi.
"Korban telah mengalami kekerasan fisik dengan dipukul menggunakan tongkat aluminium di dada, punggung, kaki, dan di bagian muka sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia," jelas Arie.
Sebelumnya, polisi telah menerima laporan dari warga atas penemuan jasad sang bocah malang itu.
Kapolres Metro Jakarta Timur, mengaku telah menerima laporan kasus penemuan mayat balita di kali kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur pada Selasa (7/7/2020) lalu.
Setelah diusut lebih lanjut, kini pelaku telah dibekuk dan dijerat pasal 80 ayat 3 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Selanjutnya, melansir dari Tribun Jakarta, SAP (19) selaku ibu kandung korban dikabarkan stres.
Baca Juga: Demi Foya-foya dan Biaya Nikah, Seorang Teman Nekat Habisi Nyawa Rekannya Secara Brutal!
Kanit Resmob Polrestro Jakarta Timur AKP Tom Sirait mengatakan SAP yang bekerja sebagai pelayan kafe kini stres meratapi kepergian anaknya.
"Ibu korban masih stres karena sedih anaknya meninggal. Stres karena sempat diancam mau dibunuh juga sama pelaku," terang Tom di Mapolrestro Jakarta Timur, Senin (20/7/2020).
Ya, SAP mengaku telah mengetahui bahwa anaknya dibunuh oleh suaminya.
Tak kuasa meratapi kesedihan hatinya karena telah kehilangan sang buah hati, SAP mengaku diancam akan dibunuh sang suami bila melaporkan kejadian ini pada pihak berwajib.
"Setelah membuang jasad korban tersangka kabur ke Bogor. Karena di sana tidak punya keluarga dia tidur di pinggir jalan. Kita amankan depan Stasiun Bogor," ujarnya.
"Pengakuan tersangka dia menganiaya korban karena kesal istrinya sering enggak pulang ke rumah. Jadi kesal karena harus merawat anaknya sendirian," pungkasnya.
(*)