Hanya saja saat perjalanan, mesin perahu yang digunakan mereka dikabarkan terjatuh.
Alhasil, enam warga itu hanya terombang-ambing dengan kapal tanpa mesin di tengah lautan.
"Selama di laut lepas mereka hanya mengkonsumsi kelapa yang dibawanya," kata Suzana.
Seminggu terombang-ambing, mereka rupanya telah berada di Jayapura.
Beruntung, ada nelayan yang membawa mereka ke Pos Polair Polresta Jayapura Kota yang berlokasi di tempat pelelangan ikan (TPI).
Kini, Suzana dan pihaknya masih berkoordinasi dengan Imigrasi, Konjen Papua Nugini di Jayapura, dan KKP untuk memeriksa kesehatan enam orang tersebut.
Suzana pun belum tahu kapan enam warga Papua Nugini itu akan dikembalikan ke negara asalnya.
"Pulau Wevulu, secara geografi lebih dekat ke Vanimo atau Wewak dibanding ke Manus," tambah Suzana Wanggai.
Sementara itu melansir dari TribunBali.com, kejadian serupa juga pernah dialami oleh Wayan Karda (52).
Nelayan asal Banjar Lebah, Purwakerti, Kecamatan Abang, ditemukan terombang-ambing di tengah perairan Karangasem, Bali.
Beruntung Wayang akhirnya diselamatkan oleh Koordinator Pos SAR Karangasem, Gusti Ngurah Eka Widnyana.
Ia mengaku pertama kali menemukan korban saat mencari ikan di sekitar Perairan Batu Tangga, Seraya Timur, Karangasem.
"Korban serta jukungnya terombang-ambing di tengah laut. Kemudian pukul 04.30 WITA. Korban ditemukan dan ditarik ke darat oleh seorang nelayan atas nama Wayan Sulatra dari Pengalon, Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, dalam kondisi selamat," jelas Gusti Ngurah Eka Widnyana.
(*)