Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Hampir setengah tahun Indoneisa berjuang melawan virus corona.
Covid-19 masih menjadi momok menakutkan dis setiap sudut kota.
Telebih di era transisi new normal, orang-orang mulai beraktivitas kembali di luar rumah.
Dilansir Grid.ID dari laman Covid19.go.id, tercatat virus ini sudah menjangkit 216 negara.
Termasuk Indonesia, catatan per 20 Juli 2020, positif 88.214 orang, sembuh 46.977 orang, dan meninggal dunia 4.239 orang.
Dokter Reisa sebagai Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Gugus Tugas Nasional juga berpesan kepada orang-orang yang tinggal di zona hijau, untuk tetap taat peraturan dan melaksanakan protokol kesehatan, karena situasi Covid-19 baik di tingkat nasional maupun global masih belum usai.
“Tetap praktekan jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan dengan sabun," ujar Dokter Reisa saat konferensi pers Gugus Tugas Nasional di Graha BNPB, Jakarta, Senin (20/7/2020).
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyampaikan penambahan kasus satu minggu terakhir diyakini berasal dari aktivitas rapat yang terjadi di perkantoran.
“Dalam satu minggu terakhir kemarin, kita lihat penambahan kasus konfirmasi positif lebih banyak kita yakini dari kontak tracing-nya berasal dari aktivitas perkantoran,” ujar Yuri dalam konferensi pers harian yang disiarkan langsung dari Graha BNPB, Senin (20/7/2020) sore, seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Sebagaimana diketahui, memang beberapa kantor telah membuka kembali aktivitasnya setelah sebelumnya mengimbau karyawannya untuk bekerja dari rumah.
Yuri menyebut, satu di antara yang menjadi perhatian adalah penyelenggaraan kegiatan rapat atau pertemuan yang terjadi di ruang rapat.
“Kami ingatkan lagi bahwa aktivitas ini kalau memang harus dilaksanakan maka lakukan di ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang cukup baik,” ujarnya.
Selain itu, apabila diperlukan, pelaksanaan rapat sebaiknya dilakukan saat pagi hari dengan membuka semua jendela.
Di samping itu, juga memastikan bahwa sirkulasi udara di dalam ruangan rapat bergerak dengan baik.
“Matikan semua AC dan pastikan udara bergerak,” ucap dia.
Ia juga mengimbau agar selalu membatasi kapasitas ruang, serta jika rapat harus diikuti orang banyak maka sebaiknya sebagian peserta rapat mengikuti rapat secara online.
Hal itu bertujuan supaya orang-orang dalam ruang rapat dapat dipastikan menjaga jaraknya antara satu dengan yang lain.
Rapat sebaiknya juga dilakukan tidak lebih dari setengah jam.
“Hindari sajian makan dan minum yang memaksa peserta rapat membuka masker,” ujarnya lebih lanjut.
Selain cara-cara di atas, adaptasi kebiasaan baru di ruang perkantoran menurutnya adalah memastikan bahwa yang hadir bekerja di kantor adalah mereka yang dalam kondisi sehat.
Ia juga mengimbau agar pengelola perkantoran selalu menjaga fasilitas umum yang digunakan bersama seperti toilet dan tangga guna memastikan siapapun dapat menjaga jarak.
Penyebaran melalui udara di ruang tertutup
WHO sebelumnya mengakui bukti-bukti bahwa virus corona dapat menyebar melalui udara utamanya di ruang tertutup.
Penelitian mengenai penyebaran virus di ruang tertutup sendiri telah banyak dikaji.
Kegiatan di ruangan tertutup dinilai lebih berisiko menyebarkan virus dibandingkan acara yang diadakan di luar ruangan.
Apalagi jika ditambah dengan ventilasi ruangan yang buruk sehingga sirkulasi udara tidak mengalir.
"Ketika ada udara yang stagnan, tetesan bisa bertahan lebih lama dari yang Anda harapkan, dan akan ada banyak kontaminasi pada permukaan," kata Dr. Muge Cevik, seorang ahli penyakit menular dan virologi di Fakultas Kedokteran Universitas Andrew di Skotlandia dikutip dari New York Times (6/6/2020).
Lebih lanjut, menurut Mutiara Anissa, biomedical scientist dan dosen Fakultas Biomedis di Indonesia International Institute for Life Sciences memaparkan bahwa di ruang tertutup, kipas angin bisa lebih baik dari AC.
Penggunaan kipas angin dengan membuka pintu dan jendela menurutnya dapat membantu sirkulasi udara lebih lancar.
Sehingga memakai kipas angin dan membuka jendela lebih baik daripada full AC di ruangan tertutup.
"Kipas angin yang menempel di langit-langit akan lebih baik melancarkan sirkulasi udara dibandingkan kipas angin kecil. Semakin besar ukuran kipas angin lebih baik," ujarnya, (2/6/2020).
Sementara itu, instalasi exhaust yang dapat menarik udara keluar layak digunakan di instalasi ruangan tertutup agar udara yang ada di dalam ruangan bisa ditarik keluar.
"Itu bisa jadi opsi untuk dipasang di ruang-ruang publik," tuturnya.
Yang perlu kamu tahu, bukan hanya perkantoran yang berpotensi tinggi penyebaran Covid-19.
Dua lokasi lainnya adalah rumah makan atau restorantdan transportasi massal.
Diwartakan Grid Kids, Yuri menghimbau masyarakat harus selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Setidaknya ada tiga kebiasaan yang tidak boleh ditinggalkan.
Kebiasaan tersebut adalah menggunakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan dengan sabun.
(*)