Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kehamilan merupakan momen istimewa bagi setiap wanita.
Setiap gerak-geriknya selalu diperhatikan dan dijaga, agar tidak menyakiti sang janin yang selama 9 bulan terus bersama.
Meskipun ibu mengalami berbagai perubahan fisik, tapi tetap bahagia menjalaninya.
Bahkan tidak sabar untuk melihat langsung buah hati lahir ke dunia.
Namun, ada beberapa perubahan juga yang membuat frustrasi.
Salah satunya mengenai gangguan yang membuat ibu sering lupa dan sulit berkonsentrasi.
Sindrom ini biasa disebut dengan baby brain atau pregnancy brain.
Banyak ahli pada mulanya menyebut kurang tidur sebagai alasan utama dari sindrom ini.
Pada wanita hamil, tidur dengan nyenyak bisa dikatakan sulit didapatkan karena susah menemukan posisi tidur yang benar-benar nyaman tanpa gangguan rasa sesak atau heartburn.
Alasan ini membuat baby brain kerap dianggap sebagai mitos belaka.
Namun, benarkah demikian?
Sebuah penelitian di Australia mengkonfirmasi baby brain sebagai suatu gangguan kesehatan yang nyata dan terukur pada ibu hamil.
Para peneliti dari Deakin University, Australia melakukan meta-analisis terhadap 20 penelitian yang melibatkan 1.200 wanita untuk membuktikannya.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa fungsi kognitif secara keseluruhan pada wanita hamil lebih buruk dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
Bahkan salah satu penyanyi caktik Indonesia juga mengaku alami hal ini.
Adalah Raisa, yang mengaku alami baby brain.
Dikutip Grid.ID dari Nakita, hal tersebut diungkapkan saat dirinya dan Raditya Dika sempat mengobrol terkait persiapan konsernya melalui podcast Vlog-nya.
Baca Juga: Baru saja Dicopot dari Jubir Penanganan Covid-19, Begini Nasib Achmad Yurianto
Dalam kesempatan tersebut, Raisa menceritakan kehidupannya setelah menjadi ibu dari sang putri, Zalina.
"Pas gue punya anak nih, gue ngerasa opportunity cost gua keluar dari rumah tuh jadi tinggi banget," ujar Raisa.
"Gue masih baby brain gitu sekarang. Gue bener-bener enggak bisa mikirin hal apa pun kecuali anak gua. Jadi ini ampe gue jadi pelupa, jadwal atau apa musti diinget-ingetin terus. Itu semua kayak ketinggalan ini ini," jelas Raisa.
Baca Juga: Baru saja Dicopot dari Jubir Penanganan Covid-19, Begini Nasib Achmad Yurianto
Padahal awalnya, penyanyi bernama lengkap Raisa Andriana ini mengaku bukan tipe orang pelupa.
“Padahal gue biasanya orang yang super enggak pernah lupa apapun. Trus gue sekarang cuma bisa inget dia ntar makan apa, besok makan apa, beli apa ke Supermarket. Kayak gitu."
Raisa pun mengaku dirinya sempat mengundur jadwal comeback-nya setelah memutuskan vakum selama beberapa bulan.
"Gue justru agak ada molornya. Karena gue 'Kayaknya gue belum deh'. Ini semua berhubungan sama persiapan mental ya, bukan fisik," jelas istri Hamish Daud ini.
Baca Juga: Belum Menikah Tapi Mimpi Menggendong Bayi? Ternyata Ini Artinya
Gejala
Diwartakan Kompas.com, Gangguan ini juga sering disebut dengan "mumnesia".
Kemudian, sering dimanisfestasikan sebagai semacam kenaikan kekosongan pikiran.
Adapun beberapa gejala yang kerap dilaporkan adalah sering lupa, kehilangan jejak percakapan, mengalami kesulitan membaca, dan menunda pekerjaan.
Pada dasarnya, kehamilan tidak mengubah otak wanita meskipun beberapa wanita tidak merasa ingatannya setajam biasanya ketika mereka hamil.
Helen Christensen, PhD, dari Australian National University, mengatakan, "jika Anda membaca manual kehamilan dan mendengarkan ibu hamil, ada yang namanya baby brain atau momnesia. Kemudian ada juga bukti dari penelitian yang menunjukkan defisit dalam memori,” jelas Christensen seperti dikutip Grid.ID dari Web MD.
Akan tetapi, ia menambahkan, "bukti dari penelitian kami menunjukkan bahwa kapasitas otak tidak berubah dalam kehamilan."
100% normal jika ingatannya hilang atau menjadi pelupa ketika kamu sibuk, stres, atau kurang tidur.
Jane Martin, MD, direktur Pusat Pengujian dan Evaluasi Neuropsikologis di Mount Sinai Medical Center, New York juga setuju.
"Ketika Anda tidak cukup tidur dan melakukan banyak tugas, ingatan tidak ada yang baik," katanya.”
"Kamu tidak secara kognitif tajam ketika kamu belum tidur dengan baik," jelasnya.
Peningkatan kadar hormon dan prioritas baru dapat membantu menjelaskan mengapa baby brain terjadi.
"Ada 15 hingga 40 kali lebih banyak progesteron dan estrogen yang mengasinkan otak selama kehamilan," kata Louann Brizendine, MD, direktur Women's Mood and Hormone Clinic di University of California, San Francisco.
"Dan hormon-hormon ini memengaruhi semua jenis neuron di otak. Pada saat wanita itu melahirkan, ada lonjakan besar oksitosin yang menyebabkan rahim berkontraksi dan tubuh memproduksi susu dan mereka juga mempengaruhi sirkuit otak."
"Baby brain seperti perasaan berjalan ke sebuah ruangan, mengejar sesuatu, dan tidak mengingat apa yang Anda jalani sekitar lima hingga 10 kali sehari," kata Brizendine.
Banyak wanita hamil dan ibu baru menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan perubahan yang akan terjadi pada bayi yang akan membawa atau merawat bayi mereka.
Akibatnya, ingatan jangka pendek mereka mungkin terganggu.
Cara mengatasi
Jika mengalami gejala baby brain seperti di atas, kamu tak perlu panik.
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak baby brain seperti dijelaskan dari What to Expect.
1. Lakukan pernapasan dalam
Jangan terlalu keras pada diri kamu sendiri.
Jika mengalami baby brain, tidak perlu memikirkannya terlalu keras yang akan menimbulkan stres.
Justru, stres hanya akan membuat pregnancy brain menjadi semakin buruk.
2. Menulis
Jika ada hal yang sangat penting dan kamu perlu mengingatnya, maka tuliskanlah.
Buat catatan dalam ukuran besar dan letakkan di lokasi yang mudah terlihat.
3. Manfaatkan teknologi
Kamu juga bisa membuat catatan di ponsel untuk mengingatkan terhadap suatu hal.
4. Minta bantuan orang lain
Kamu bisa meminta bantuan orang di sekitar untuk mengingatkan.
Selain itu, coba delegasikan beberapa tugas pada orang lain untuk meringankan kinerja otak.
5. Konsumsi makanan tinggi kolin
Kolin adalah penyusun bahan kimia di otak untuk membentuk memori.
Para peneliti percaya bahwa makan makanan kaya kolin selama kehamilan juga dapat membantu meningkatkan fungsi otak pada bayi.
6. Konsumsi makanan kaya DHA
Terakhir adalah konsumsi makanan kaya DHA yang mana nutrisinya mendukung fungsi otak yang optimal.
Bonusnya, makanan ini juga baik untuk perkembangan bayi kamu.
(*)