Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, ikan lele bisa menjadi hidangan favorit yang menggoda selera.
Di setiap sudut kota, kita kerap menemukan penjual pecel lele yang terkenal dengan gurih dan renyahnya.
Sangat nikmat dijadikan menu makan malam, bukan?
Baca Juga: Takut Rusak Akibat Kehujanan, Rumah Mewah Shah Rukh Khan Dibungkus Plastik, Intip Penampakannya!
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, lele merupakan sumber protein yang baik, kaya akan asam amino esensial yang dibutuhkan untuk membangun otot, tulang, dan berbagai jaringan dalam tubuh.
Lele juga bisa menjadi pilihan menu diet untuk menurunkan berat badan karena mengandung kalori dalam jumlah sedang.
Kemudian, lele juga kaya akan fosfor dan magnesium.
Dua senyawa tersebut diketahui merupakan nutrisi mikro penting yang memainkan peran penting dalam banyak proses biokimia dalam tubuh.
Kabar baiknya lagi, lele memiliki jumlah merkuri yang sangat rendah.
Merkuri merupakan zat beracun yang bisa merusak sistem saraf jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Namun sayangnya, konsumsi berlebihan ikan air tawar ini ternyata bisa berefek negatif bagi kesehatan.
Parahnya, lele juga disebut bisa menyebabkan mati mendadak.
Bagaimana bisa?
Dilansir Grid.ID dari Tribun Pontianak, terlalu sering makan ikan lele dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung.
Diketahui serangan jantung memang bisa membuat seseorang meninggal dunia seketika.
Temuan ini tentu menjadi peringatan bagi pecinta ikan lele di tanah air, sebab ikan lele termasuk salah satu makanan yang paling dinikmati di Indonesia.
Seorang praktisi medis, Dr Arikawe Adeolu, mengatakan konsumsi lele berlebihan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kardiovaskular.
Menurutnya, lele mengandung asam lemak omega 6 yang dapat meningkatkan tingkat peradangan dalam tubuh.
"Peradangan adalah penyebab utama penyakit kardiovaskular, kanker jenis tertentu, dan diabetes," kata Adeolu melansir dari Vanguard.
Lebih lanjut, ada lele yang dibudidaya di tempat kotor dan lembab dan mengonsumsi zat-zat berbahaya, salah satunya jasad renik dan kotoran hewan bahkan manusia.
Melansir laman Nakita, hal tersebut tentunya menyebakan tubuh lele terdapat berbagai macam bakteri.
Bakteri tersebut akan ikut masuk ke dalam tubuh manusia yang mengonsumsi lele dalam keadaan seperti di atas.
Banyak bukti menunjukkan jika pembudidaya lele cenderung sembarangan dalam memberikan makanan untuk lelenya.
Bahkan beberapa di antara mereka sengaja memberi bangkai atau kotoran hewan.
Padahal bakteri-bakteri di dalamnya mampu menimbulkan risiko gangguan pada kelenjar tiroid yang biasanya muncul di sekitar leher apabila dikonsumsi manusia.
Lebih parahnya lagi, jika seseorang terlalu sering mengonsumsi ikan lele, bisa menyebabkan orang tersebut terkena risiko penyakit kanker.
Lantas, bagaimana tips aman mengonsumsi ikan lele?
Adeolu menyebut konsumsi lele aman jika tidak dilakukan secara berlebihan.
Melansir Hello Sehat via Kompas.com, lele aman untuk dikonsumsi sebanyak dua sampai tiga kali dalam seminggu.
Selain itu, kita juga bisa membuang dulu kulit ikan lele sebelum diolah jadi masakan.
Masalahnya, kulit ikan biasanya paling mudah tercemar oleh zat-zat polutan di perairan kotor.
Lebih jauh lagi, kita sebaiknya memvariasikan pilihan lauk-pauk setiap hari.
Semakin bervariasi, semakin kaya dan seimbang pula asupan nutrisi bagi tubuh.
(*)