Find Us On Social Media :

Dipercaya hingga Turun Temurun, Nyatanya 10 Mitos Tentang Seks Ini Tidak Terbukti, Nomor 9 Paling Sering!

By Devi Agustiana, Minggu, 26 Juli 2020 | 11:00 WIB

10 mitos tentang seks ini turun temurun dan dipercaya, padahal tidak terbukti.

6. Wanita butuh waktu lebih lama untuk bergairah daripada pria

Banyak orang berpikir wanita butuh waktu lebih lama untuk mencapai gairah puncak saat bercinta.

Nyatanya, riset dari McGill University membuktikan sama sekali tak ada perbedaan waktu yang dibutuhkan antara pria dan wanita dalam mencapai gairah puncak.

Dalam riset ini, para peneliti menggunakan pencitraan termal daripada mengandalkan laporan dari peserta riset.

Ini berarti, jika para wanita berpikir perlu lebih lama untuk merasakan gairah daripada sang suami, penyebabnya mungkin karena masalah mental bukan fisik.

Baca Juga: Akibat Kebijakan di Rumah Aja, Penjualan Sex Toy di Kolombia Meningkat Pesat, Psikolog: Orang-orang Butuh Mengeksplorasi Diri

7. Menggunakan alkohol dan obat-obatan agar seks lebih nikmat

Faktanya, mabuk bisa membuat kita tidak mampu membuat keputusan yang tepat tentang seks.

Kebanyakan orang telah mengaku melakukan hal-hal yang mereka nyatakan tidak dilakukan, jika mereka berada di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan.

Berhubungan seks di bawah pengaruh alkohol berarti melakukan seks tidak aman dan bisa berakhir dengan sesuatu yang jauh lebih buruk daripada mabuk.

8. Korban perkosa yang tidak melawan, tidak bisa diartikan pemerkosaan

Yang perlu kamu tahu, pemerkosa biasanya tidak mencari perkelahian atau seseorang yang akan memberi mereka waktu yang sulit.

Baca Juga: Jika Ingin Bahagia Menjalani Kisah Asmara, Inilah 3 Ciri Karakter Pasangan yang Wajib Kamu Jauhi!

Psikologi pemerkosa adalah memiliki kekuasaan atau kendali atas korban dan sehingga mereka dapat mengadopsi sebagai metode untuk membuat korban menyerah pada keinginan mereka dan ini termasuk pemaksaan, ancaman, dan manipulasi.

Banyak korban perkosaan tidak melawan karena mereka takut terluka atau bahkan tewas, sementara yang lain hanya merasa dipaksa untuk bekerja sama.

Kadang, pemerkosa memakai alkohol dan obat-obatan untuk melumpuhkan korbannya.