Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Tahukah kamu bahwa permukaan spons cuci piring menyimpan berbagai jenis bakteri?
Meski tidak semuanya berbahaya dan menyebabkan penyakit, namun patogen tersebut tetap perlu diwaspadai, terutama pada orang dengan kekebalan tubuh yang rendah seperti anak-anak dan orang lanjut usia.
Jangan sampai tujuan kita membersihkan piring dari bakteri, malah bisa bawa petaka bagi kesehatan keluarga, bukan?
Dilansir Grid.ID dari Sajian Sedap, menurut studi yang dilakukan Good Housekeeping Insitute, spons dapur merupakan salah satu tempat paling kotor di rumah setelah toilet.
Nah, ada satu kebiasaan yang bisa membuat bakteri berkembang puluhan kali lipat.
Kebiasaan tersebut adalah merendam spons cuci piring di dalam air sabun.
Ternyata, spons seharusnya dibiarkan kering dan jangan direndam terus.
Baca Juga: Sedang Marak Pelakor, Nia Ramadhani Percaya Sepenuhnya pada Ardi Bakrie
Yunadi Aulia Desmawan, Brand Manager Scotch-Brite menyebut agar sabut spons dapat terjaga keawetannya, jangan biarkan penggunaannya direndampada air cucian.
Merendam sabut spons di air akan menyebabkan kerusakan yang lebih cepat.
"Selain rusaknya cepat, lebih bahaya lagi akan banyak bakteri yang masuk ke dalam sabut spons.”
“Banyak ibu rumah tangga yang lupa, setelah mencuci alat makan dan dapur, mereka diamkan sabut spons di dalam air rendaman dan tidak mengangkatnya. Hal itulah yang akan membuat mereka cepat rusak," imbuhnya.
Selain itu, spons juga akan mulai berbau.
Itulah tandanya bakteri telah tumbuh puluhan kali lipat.
Tips menjaga kebersihan spons cuci piring
Diwartakan Kompas.com (15/08/2017), sebaiknya jangan gunakan spons untuk menggosok sisa makanan yang sudah berbau atau menyeka daging segar, kotoran dari buah dan sayuran, susu yang tidak dipasteurisasi, muntahan atau kotoran hewan peliharaan.
Baca Juga: Jawab soal Gosip Poligami Ardi Bakrie, Nia Ramadhani: Mau Nyari yang Kayak Gimana Lagi Sih?
Gunakan saja handuk kertas, cairan pembersih atau air mengalir.
Jauhkan orang sakit dari area pengolahan makanan.
Untuk menghindari kontaminasi silang, cuci tangan (dengan benar) dan siapkan spons yang berbeda untuk masing-masing pekerjaan, seperti untuk membersihkan meja, kompor, atau piring.
Cuci tangan yang benar berarti melepas perhiasan dan menggunakan air sabun selama 20 detik sebelum mengeringkan dengan handuk bersih, kata Argyris Magoulas, pakar kebersihan dan keamanan pangan di Amerika.
Meskipun sudah dilakukan pencegahan, pencucian dan pengeringan, beberapa bakteri yang tinggal di dapur bisa menumpuk di spons, kata Dr. Langsrud.
"Bakteri ini dapat bertahan untuk mengeringkan dan melindungi diri mereka sendiri dalam sisa makanan dan lendir yang diproduksi sendiri," katanya.
"Mereka sulit untuk dibersihkan.”
Menurutnya, spons harus diganti setidaknya seminggu sekali, atau saat baunya tidak enak.
Jika seseorang sakit di rumah, seperti kanker, dia mengatakan untuk membuang spons setiap hari.
Gunakan kembali spons yang telah disinfeksi, tetapi hanya untuk membersihkan barang yang tak terlalu butuh higienis.
Memang perlu sedikit repot untuk menciptakan lingkungan rumah yang bersih.
Namun, ini semua mungkin membuat bertanya-tanya apakah spons memang diperlukan, jika ada yang lebih baik daripada yang lain dan jika ada alternatif.
Jika memungkinkan, pilih pembersih yang cepat kering dan punya sedikit permukaan kecil yang bisa menyimpan bakteri.
Banyak juga produsen menawarkan solusi lain, seperti bak yang bertujuan mematikan bakteri spons, permukaan antiair atau bahan antimikroba.
Tetapi tanpa penelitian ilmiah yang teliti, sulit untuk mengevaluasi apakah alat itu efektif.
Selain spons, jangan lupa mengganti sikat, handuk kertas dan lap piring.
Dengan melalukan hal-hal di atas, setidaknya kita sudah berusaha meminimalisir bahaya dari spons cuci piring ini.
(*)