Intisari-Online.com - Bagi kelompok Islamis Turki, Hagia Sophia kembali dijadikan masjid menandai mimpi lama mewujudkan kembali simbol kejayaan Ottoman.
Itu sepertinya bertentangan dengan ide Bapak Bangsa Turki, yakni Mustafa Kemal Attaturk.
Selama beberapa dekade, citranya telah mendominasi lanskap Turki, matanya yang biru sedingin es menatap ke bawah dari dinding setiap sekolah, rumah sakit, dan lembaga pemerintah.
Bahkan lingkungan paling tenang pun memberi penghormatan kepada lelaki itu, dengan monumen-monumen perunggu besar yang memuliakan masing-masing kemenangan militernya.
Bagi sebagian orang Mustafa Kemal mungkin dianggap berjasa besar, tapi bagi sebagian yang lain dia justru penghancur.
Hal itu lantaran kekhalifahan yang sudah bertahan ratusan tahun hancur olehnya.
Tetapi Mustafa Kemal Pasha Ataturk bukanlah pemimpin biasa.
Dia adalah seorang negarawan yang cerdik dan ahli strategi yang tercecer.