Grid.ID - Kehidupan rumah tangga Aa Gym dengan Teh Ninih sempat mengalami guncangan usai putuskan untuk poligami.
Hj Ninih Mutmainnah alias Teh Ninih merupakan istri Aa Gym yang telah dinikahi selama 20 tahun dan memberinya 7 orang anak dan menolak dipoligami.
Bahkan, Teh Ninih sampai harus menemui psikolog saat tahu kenyataan pahit Aa Gym ingin melakukan poligami.
Aa Gym diketahui menduakan Teh Ninih dengan wanita yang akrab disapa Teh Rini.
Tak setuju diduakan, Teh Ninih, istri pertama Aa Gym sempat memutuskan untuk bercerai.
Namun kini Ia sudah kembali pada Aa Gym dan ketiganya hidup harmonis.
Tapi ternyata, Teh Ninih juga manusia biasa.
Ia ternyata mengalami luka sangat dalam ketika suaminya memutuskan untuk berpoligami.
Sampai-sampai, Teh Ninih harus menemui psikolog, lo.
Istri pertama Aa Gym, Hj Ninih Mutmainnah ternyata pernah menemui psikolog Tika Bisono saat bahtera rumah tangganya yang telah dibina selama lebih dari 20 tahun dengan Aa Gym mengalami guncangan.
Sejak isu keretakan rumah tangga Aa Gym dengan Teh Ninih terendus media pada tahun 2006 silam, diam-diam wanita yang telah memberi Aa Gym 7 orang anak itu 'curhat' kepada Tika Bisono.
"Dulu waktu kasus pertamanya meledak saya sempat ketemu dengan beliau (teh Ninih)," kata Tika saat dijumpai di Venna Music School Jl.Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (10/1/2011) petang dikutip dari Nova.id.
Sejak pertemuan itu, Tika mengaku sudah mengetahui bahwa Teh Ninih tak pernah kuat menjalani kehidupan rumah tangga jika harus dimadu.
"Aku sinyalir dia (teh Ninih) enggak bisa menerima (dipoligami) sudah lama," ujar Tika.
'Kegusaran' Teh Ninih akibat diduakan rupanya sudah 'terbaca' oleh Tika.
"Menurut aku normal saja (teh Ninih minta cerai). Dia (teh Ninih) sudah gusar sejak pertama, sekitar tahun 2006," kata Tika.
"Meskipun pekerjaannya sebagai da'i, tidak menjamin wanita bisa nyaman sepanjang masa. Beliau (Teh Ninih) mengalami kekecewaan secara psikologis," kata Tika saat dijumpai di Venna Music School Jl.Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (10/1) petang.
Setelah bercerai dari Aa Gym, Teh Ninih akan lebih berhati-hati menjalani kehidupannya.
"Ya, dia akan lebih berhati-hati dengan perkawinan. Dulu dia menerima Aa Gym dengan konteks percaya diri yang tinggi. Dia sangat percaya diri bahwa suami diangkat derajatnya oleh seorang istri. Apalagi dulu Aa gencar mempromosikan non poligami," imbuhnya.
Sayangnya, menurut Tika, soal perasaan memang sudah tak bisa diganggu gugat. Teh Ninih rupanya sudah terlanjur sakit hati. "Masalah hati enggak bisa dipaksakan. Walau pakai dalil apa saja itu sudah tidak bisa. Sekarang yang dilihat adalah faktor hati," ujar Tika.
Ungkap Perasaan Saat Aa Gym Minta Izin Balikan
Setelah memutuskan untuk bercerai, siapa sangka Teh Ninih dan Aa Gym akhirnya rujuk kembali.
Teh Rini pun menjadi istri tua sejak suaminya kembali menikahi Hj Ninih Muthmainnah alias Teh Ninih yang dulu jadi istri pertamanya, Selasa (13/3/2012).
Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym semula menikahi Ninih Muthmainnah alias Teteh Ninih.
Baca Juga: Niat Hati Unggah Foto Bareng Aa Gym, Gaya Hijab Paula Verhoeven Justru Dikritik Netizen
Karena Aa Gym berpoligami dengan Elfarini Eridani alias Teh Rini, Teh Ninih resmi cerai dengan Aa Gym, Juni 2011.
Teh Rini mengatakan suaminya mengatakan niatnya akan menikahi lagi Teh Ninih sekitar tiga bulan sebelumnya.
Begitu mendengar niatan ini Teh Rini pun mengiyakan.
Bagaimana cara Aa Gym meminta izin kepadanya?
Baca Juga: Deddy Corbuzier Ungkap Alasan Senang Ikut Pengajian Aa Gym Jauh Sebelum Menjadi Mualaf
"Minta izinya yah biasa aja nggak ada yang istimewa cuman bilang bahwa "Aa mau rujuk ma Teteh Ninih. Terus aku bilang "enggak apa-apa, bagus'," beber Teh Rini sambil tersenyum.
Lantas, apa yang membuat Rini memotivasi Aa Gym kembali menjadikan The Ninih jadi nya lagi?
Menurut Teh Rini, tujuannya tak lain memberikan semangat kembali kepada Aa Gym di dalam berdakwah.
Artikel ini telah tayang di laman GridFame.ID dengan judul: Lama Tak Terlihat, Teh Ninih Terciduk Temui Psikolog Pasca Dipoligami Aa Gym: 'Beliau Mengalami Kekecewaan Secara Psikologis' (*)