Find Us On Social Media :

Diusir dari Kontrakan hingga Dua Putranya yang Masih Kecil Ikut Banting Tulang Memenuhi Ekonomi Keluarga, Yulianti Beberkan Kisah Sendu di Tengah Pandemi Covid-19: Sekarang Untung Seribu Dua Ribu Pasti Saya Lakoni

By Novia, Rabu, 29 Juli 2020 | 15:50 WIB

Sidiq (baju abu-abu) dan Julian (baju garis-garis), kakak beradik penjual peyek dan opak di kawasan Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (28/7/2020).

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Tak hanya berdampak pada kesehatan dan masalah ekonomi, namun covid-19 juga berimbas ke berbagai sudut kehidupan lainnya.

Baru-baru ini perjalanan hidup salah satu warga bernama Yulina Novitasari, berubah jadi kelabu setelah adanya pandemi covid-19.

Ya, sejak adanya covid-19, Yulina mengaku telah diusir dari rumah kontrakan yang berada di daerah Cipayung, Jakarta Timur.

Melansir dari TribunJakarta.com pada Rabu (29/7/2020), hal tersebut bermula saat suaminya yang bekerja sebagai makelar tak bisa mendapatkan penghasilan lagi.

 Baca Juga: Ditangkap Polisi karena Dugaan Kasus Protitusi, Lihat Deretan Penampilan Seksi Vernita Syabilla Mulai dari Bangun Tidur Hingga Mejeng di Hotel

Bahkan barang-barang yang ada di rumah kontrakan, sudah habis dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Sebelum suaminya tak mendapatkan penghasilan, Yulina mengaku telah berinisiatif jualan untuk menambah penghasilan.

Namun sayang hal itu nyatanya belum bisa mencukupi seluruh kebutuhan di masa-masa sekarang ini.

Lantaran telah diusir darirumah kontrakan, kini Yulina harus pontang-panting menambah penghasilan dan mencukupi kebutuhan sehari-hari.

 Baca Juga: Kisah Tragis Wanita Asia Diculik dan Disekap Sebagai Budak Nafsu Tentara Jepang, Sehari Dipaksa Layani 50 Prajurit Hingga Terinfeksi Penyakit Kelamin

Dibantu dua putranya Muhammad Sidiq Mulyadi (10) dan Julian Pasyah (7) kedua bocah tersebut rela banting tulang untuk membantu orangtuanya.

Dua bocah tersebut, menjajakkan olahan peyek, opak dan kerupuk yang dibuat ibunya.

Kedua bocah malang itu harus berkeliling untuk menjajakkan olahan ibunya itu.

Meskipun demikian, Sidiq dan Julian mengaku ikhlas bisa membantu orangtuanya mencari nafkah.

Sebab kedua bocah tersebut juga memahami, apabila sang ibu harus mengurus si bungsu yang memiliki kesehatan rentan.

 Baca Juga: Mantan Majikan Adik Amber Heard Beberkan Jika Whitney Henriquez Sempat Curhat: Aku Takut Amber Heard Akan Membunuh Johnny Depp

Ya, Yulian kini harus mengurus anak bungsunya Vijar Amir (1) lantaran kesehatan sang bocah cukup rentan terserang penyakit.

Sehingga mau tak mau, dua putra Yulian lah yang harus turun ke jalan untuk menjajakan peyek buatannya.

Dua kali terusir dari rumah kontrakan, Yulian mengaku bersyukur sebab masih mendapat uluran tangan dari warga sekitar yang bersedia membantunya.

"Karena pandemi benar-benar sulit. Sudah dua kali diusir. Yang pertama di Munjul nunggak 2 bulan. Habis gimana Ayahnya juga nggak ada pemasukan."

"Barang-barang yang dijual juga cuma cukup buat makan sehari-hari aja," kata Yuli kepada TribunJakarta.com, Selasa (28/7/2020).

 Baca Juga: Tenteng Tas Harga 95 Juta Rupiah, Lihat Gaya Seksi Vernita Syabilla yang Ditangkap karena Dugaan Kasus Protitusi

Dalam kondisi seperti ini, Yulian mengaku hanya bisa mengayomi anak-anaknya agar tetap bersabar dan menerima kondisi tersebut.

Ia juga bersyukur lantaran masih ada orang baik yang bersedia di membantunya melewati masa-masa sulit ini.

"Ya itu ketolong sama tetangga. Katanya dari temannya juga bantuin buat bayar kontrakan."

"Tapi karena kemahalan kita nggak sanggup bayar buat bulan berikutnya ya. Akhirnya pindah lagi ke daerah Bambu Apus ini," ungkapnya.

Meskipun dalam kondisi sederhana dan seadanya, Yulian mengaku bersyukur karena anak-anaknya dapat memahami keadaan keluarga dengan baik.

"Sekarang kalau anak-anak keliling saya masak. Sebab kan ada adiknya juga jadi agak lama juga proses kerjanya. Makanya anak-anak kalau ditanya orang ibunya kemana, mereka jawab saya lagi masak opak dan kerupuk. Karena memang begitu kenyataanya."

"Sekarang untung seribu dua ribu pasti saya lakoni. Kalau nggak begini kami enggak makan. Yang penting ada putaran uang masuk untuk kebutuhan sehari-hari aja sama untuk bayar kontrakan. Saya juga kasihan ke anak kalau sampai terusir lagi," jelas Yuli.

 Baca Juga: Kelewat Bucin, Billy Syahputra Rela Bawain Sepatu dan Tas Ratusan Juta Milik Amanda Manopo Saat Syuting, Kayak Asisten!

Melansir informasi dari Kompas.com, pandemi covid-19 ini memang disebutkan sangat berdampak pada masyarakat lapisan menengah ke bawah.

Mengutip data yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS) menerbitkan laporan hasil survei sosial demografi pada bulan Juni lalu, covid-19 paling rentan menyerang masyarakat miskin, rentan miskin dan pekerja informal.

Penyajian hasil survei ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan untuk menyusun kebijakan dalam menghadapi pandemi ini.

Dari survei tersebut, sebanyak 70,53 persen responden dalam kelompok berpendapatan rendah (kurang dari Rp 1,8 juta) mengaku mengalami penurunan pendapatan.

Sementara itu, 46,77 persen masyarakat dengan penghasilan Rp 1,8 juta sampai Rp 3 juta juga mengalami nasib yang sama.

Sekitar 37,19 persen kelompok masyarakat dengan penghasilan Rp 3 juta sampai Rp 4,8 juta dan 31,67 persen kelompok berpenghasilan Rp 4,8 juta sampai Rp 7,2 juta menyebutkan, pendapatan mereka menurun.

(*)