Grid.ID - Masih lekat dalam ingatan masyarakat, biduan dangdut Inul Daratista memang sempat menghebohkan publik pada zamannya.
Ya, kala itu Inul yang masih belum sukses seperti sekarang harus merasakan lika-liku meniti kariernya di Ibukota.
Tak cukup sampai di situ, Inul harus merasakan perihnya mengalami mengalami pemboikotan yang diprakarsai sang raja dangdut, Rhoma Irama.
Melansir dari Tribunnews, perseteruan Inul dan Rhoma Irama bermula pada tahun 2003.
Saat itu, Rhoma diketahui mengajak sejumlah teman-temannya yang tergabung dalam Paguyuban Artis Musik Melayu Indonesia (PAMMI) meminta stasiun televisi memboikot Inul.
Bukan tanpa sebab, pasalnya saat itu Inul yang identik dengan goyang ngebor dianggap telah berlebihan.
Inul dinilai telah melanggar batas kewajaran serta dianggap merusak moral bangsa.
Selain itu, goyangan ciri khas wanita asal Pasuruan, Jawa Timur tersebut dianggap Rhoma telah menodai citra dangdut yang selama ini telah ia bangun.
Setelahnya, Inul dan Rhoma masih berseteru hingga sang biduan pernah mencurahkan rasa sakit yang selama ini dipendamnya gara-gara ulah Rhoma dan ngaku ogah sepanggung dengannya.
Usai 17 tahun berlalu, Inul yang kini sudah merengkuh manisnya kesuksesan rupanya tak bisa begitu saja melupakan kejadian masa lalunya itu,
Melansir dari tayangan kanal YouTube Melaney Ricardo yang diunggah pada Senin (27/7/2020), Inul bahkan mengungkapkan dirinya sempat mengalami depresi.
Ya, pada kesempatan itu, Inul yang menceritakan tatkala dulu dicekal lantaran aksi panggungnya dinilai berbau pornografi mengaku keadaan tersebut ikut mempengaruhi kondisi orang tuanya.
"Depresi lah lihat orangtuaku sudah kayak orang gila, enggak berani keluar, enggak berani nonton televisi, pokoknya setiap hari lihat aku nangis, kan aku juga enggak tega," ungkap Inul Daratista.
Gegara hal tersebut, Inul bahkan sempat memilih untuk pulang kampung.
Di sana, sang biduan diketahui disembunyikan oleh sang paman ke sebuah vila Candra Wira Tikta Pandaan demi mengindari kejaran media.
Inul bahkan mewanti-wanti kedua orang tuanya agar tak melihat segala pemberitaan tentang dirinya di media apapun.
"Pokoknya sampai bapak ibu enggak boleh nonton televisi, enggak boleh lihat berita, enggak boleh baca koran, pokoknya kayak gitu," beber isti Adam Suseno itu.
Tak cukup sampai di situ, sang biduan bahkan sempat berpikir untuk tak kembali ke Jakarta dan melanjutkan kariernya di kampung saja.
"Nyanyi di kampung aja dengan honor Rp 250.000 enggak apa-apa kok. Yang penting aku enggak langsung ngelarang, enggak langsung cekal, terus enggak ada yang iniin aku," ungkap Inul.
Inul pun mengakui masalahnya saat itu memang menjadi preasure yang menganggu dirinya.
"Ya istilahnya orang kampung datang ke Jakarta di kasih preasure yang sangat kuat gitu kan akhirnya jadi sedih. Ya enggak kuat lah, jujur aja enggak kuat," tutur Inul.
(*)